Pistol itu terasa murahan dan ringkih.
Mungkin buatan Tiongkok seperti yang lainnya, pikir Ryan. Tapi pistol itu akan berguna untuk mengakhiri hidupnya.
Dia tak punya alasan untuk hidup. Sejak pabrik di Michigan tempat dia bekerja dipindahkan ke Tiongkok. Dia jatuh miskin. Istrinya pergi meninggalkannya, lelah dengan kemiskinan.
Dia memilih Donald Trump, berharap Trump akan membuka lapangan kerja. Namun dia kehilangan harapan itu ketika pabrik terakhir di daerahnya mengatakan akan memindahkan operasinya ke Meksiko.
Ryan menarik pelatuknya.
Krak!
Pelatuknya patah.
Dia menatap kesal pistol yang rusak itu.
Aku bahkan tak bisa mengakhiri semuanya! pikirnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI