Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Rumah Berbisik: 13. Di Dalam Mausoleum

27 Agustus 2025   17:45 Diperbarui: 27 Agustus 2025   17:45 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

Sebelumnya: Rumah Berbisik: 12. Jejak Sepatu 'V' di Kuburan

Pintu mausoleum terbuka dengan suara berderit yang menakutkan. Kegelapan yang pekat meresaahkan menyambut mereka. Pandu, didorong oleh naluri, dengan cepat pindah ke belakang.

"Aku tidak suka tempat ini. Kita seharusnya tidak berada di sini," dia menyuarakan kegelisahannya.

Gita setuju dengan Pandu. "Ya, ini jauh dari kata menyenangkan. Apa sebenarnya yang kita cari?" tanyanya, suaranya dipenuhi campuran ketakutan dan rasa ingin tahu.

Sakti, dengan senter di tangannya, menyapukan sinar dari sisi ke sisi, menghasilkan bayangan panjang di dinding. "Aku tidak sepenuhnya yakin, tetapi jejak sepatu 'V' membawa kita ke sini," jelasnya. Nadanya menunjukkan perpaduan antara tekad dan kekhawatiran.

Ratri bergerak mendekati Gita, ketidaknyamanannya terlihat jelas.

"Percayalah, kalau tempat ini masih digunakan, kaalian tidak akan mendapatkan aku di makamkan sini!" katanya, berusaha bercanda untuk menutupi kecemasannya.

Faris, menjelajahi satu sudut, menemukan sebuah vas tua. "Lihat ini! Tampaknya telah diambil dari salah satu kuburan," katanya, memeriksanya dengan saksama sambil membaliknya dari sisi ke sisi.

Gilang mengambil vas itu dari Faris, rasa ingin tahunya terusik.

"Ada sesuatu di dalam!" katanya, suara sesuatu yang kecil meluncur di dasar vas itu mengonfirmasi kecurigaannya. Mereka membalikkan vas itu, dan menemukan sebuah kunci tersembunyi di dalamnya. Sakti mengamati kunci itu sejenak. "Ini mungkin cocok dengan lemari di sana," usulnya, sambil menunjuk ke arah lemari kayu jati yang besar dan megah di sudut seberang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun