Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Penyintas

24 Agustus 2025   20:20 Diperbarui: 24 Agustus 2025   16:09 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

Penyintas

Tidak ada yang pernah menanyakan rahasia bertahan hidup kepadaku. Kamu juga tidak bertanya, tapi aku akan tetap memberitahumu.

Dengan menjadi pengecut, Kimiko, jadi begitulah cara kita bertahan hidup. Kamu dan aku dan semua orang lain di gua kita--- dengan sejuta tindakan pengecut yang kecil.

Aku bukan orang Jepang. Aku masih tidak yakin apakah aku benar, terlepas dari apa yang semua orang pikirkan. Tentara Okinawa yang menemukanku di lubang kawah, murid perawat yang membawakanku jus dan irisan mangga kecut di rumah sakit, dokter kurus dengan kumis yang mengatakan dia adalah ayahku. Dan kamu juga, Kimiko.

Tak seorang pun di antara kalian yang memperhatikan bahwa tinggiku seratus delapan puluh sentimeter, dengan rambut pirang dan mata biru. Sepertinya tidak ada di antara kalian yang menyadari bahwa aku hanya berbicara dan memahami bahasa Inggris, dan beberapa kata dalam bahasa Polandia.

Entah bagaimana aku bisa memahamimu, meski aku tidak tahu caranya. Aku bahkan bisa membaca tulisan kanji pada label kuningan yang diikatkan di dadaku di bawah piyama rumah sakit ini.

Tidak ada nama di sana---hanya satuan, nomor unit, dan nomor seri. Aku bisa menjadi siapa saja, tetapi kamu memberitahuku bahwa namaku Mashamune-san. Aku kira begitulah sebutanmu untuk tentara Jepang yang melompat ke lubang kawah di sampingku. Sementara itu, dokter kurus berkumis itu memanggilku Hondo. Aku kira begitulah dia memanggil putranya.

Aku sesungguhnya orang Amerika, baik dalam kenyataan atau dalam mimpi. Aku berasal dari Brooklyn, putra seorang imigran Polandia. Saat melapor ke dewan wajib militer, dengan perasaan getir, cemberut, keringat dingin, petugas di sana melihat huruf Z, S, dan K yang bertabrakan di namaku, dia berkata, "Kita berperang demi kamu, Nak."

Sudah empat tahun sejak invasi Polandia dan dua tahun sejak Pearl Harbor, tapi aku tidak membantahnya. Aku tidak bilang, "Jangan berperang untuk saya, saya tidak ingin perang Anda." Sebaliknya, aku menjawab, "Ya, Tuan."

Itu adalah tindakan pengecut yang pertama dari banyak tindakan kecil lainnya. Langkah kecil pertama yang kuambil untuk selamat dari perang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun