Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hantu

23 Agustus 2025   06:06 Diperbarui: 23 Agustus 2025   05:35 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

Ada hantu di rumahku, dan aku pernah melihatnya.

Aku selalu berpikiran terbuka tentang hal-hal semacam itu, meski tidak pernah benar-benar percaya.

Pernah juga menonton acara televisi yang membuat hantu tampak seperti nyata dan aku juga melihat hal-hal lain yang terang-terangan palsu - Google tidak selalu memberi kebenaran - tetapi terjadi sesuatu yang mengubah semua itu.

Aku melihatnya suatu pagi ketika pergi ke kamar mandi. Aku telah selesai menyikat gigi dan berdiri memandangi diriku di cermin.

Aku tinggal sendirian di rumahku, jadi kamu bisa membayangkan betapa kagetnya aku ketika di pantulan cermin pintu kamar mandi perlahan terbuka di belakangku.

Terkejut - dan juga takut - aku segera berbalik dan melihat seorang wanita telanjang memasuki kamar mandi dan berjalan menuju bathtub. Aku bisa melihat menembus dirinya, dan saat itu juga aku tahu apa yang kulihat.

Namun, bagiku dia tidak terlihat seperti hantu. Aku selalu mengira hantu tampak menakutkan, dengan kematian melekat di wajah mereka dan tatapan hampa yang muncul dari mata yang tidak lagi berkedip.

Sebaliknya, aku sedang melihat seorang wanita muda yang sangat cantik.

Dia langsing, dengan bentuk tubuh seperti gitar Spanyol yang hampir sempurna dan rambut hitam panjang terurai yang membingkai wajahnya yang indah. Matanya hijau teduh dan kulitnya halus mulus, tidak seperti yang kuharapkan dari hantu.

Aku berdiri diam dan melihat dia duduk di tepi bathtub dan memasang sumbat air. Dia kemudian menyalakan keran.

Aku terkejut dan sedikit kesal karena ada hantu yang masuk ke kamar mandiku dan mandi.

"Halo," bisikku, berusaha melakukan kontak dengan makhluk gaib tersebut.

Dia memang melihat ke arahku, tapi hanya berlangsung sesaat. Kemudia dia mengalihkan perhatiannya kembali ke bathtub.

Dia mengambil sebotol bubble bath dan menuangkannya ke dalam air mengalir , yang segera membentuk lapisan busa harum di permukaan air.

Aku bertanya-tanya dari mana asalnya bubble bath, karena aku pastikan tidak menyimpan apa pun yang berbau seperti itu. Dan apakah acara mandinya benar-benar terjadi atau aku menyaksikan tayangan ulang peristiwa supranatural? Akankah semuanya kembali normal dalam beberapa saat? Membuatku bertanya-tanya apa yang baru saja kulihat.

Aku berbicara lagi, tapi dia tidak berbalik, jadi aku mengulurkan tanganku ke arahnya. Saya masih sedikit takut, tetapi aku tertarik dengan roh yang muncul di hadapanku. Aku bertanya-tanya apakah mungkin untuk menyentuhnya.

Mencondongkan tubuh ke depan untuk meletakkan tanganku di bahunya, dan saat itulah semuanya berubah menjadi sangat aneh.

Tubuhnya menjadi padat - tidak transparan, seperti sesaat sebelumnya - dan tanganku sendiri yang tembus pandang. Aku berharap merasakan udara dingin saat aku menyentuhnya, seperti di film-film, tapi kulitnya terasa hangat di ujung jariku. Dia berbalik dan menggosok lengannya, mencoba menghangatkan dirinya. Yang dingin adalah kulitku, bukan miliknya.

Sebuah pikiran langsung terlintas di benakku dan aku berbalik untuk melihat ke cermin, melihat wajahku sendiri lagi.

Aku tampak kurus. Ada lingkaran hitam di sekitar mata yang tidak kusadari sebelumnya. Melihat diriku sendiri saat itu, aku menyadari kebenarannya.

Ada hantu di rumahku. Dan menurutku, akulah hantu itu.

Cikarang, 4 Maret 2024

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun