Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rasa Ingin Segera

20 Agustus 2025   08:08 Diperbarui: 19 Agustus 2025   21:27 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

Katherine sudah terbiasa dengan laki-laki yang mencoba membuatnya terkesan pada kencan pertama, jadi dia tidak terkejut ketika Brandon menyarankan agar mereka pergi ke restoran Italia termahal yang terletak di pusat ibu kota. Mereka sepakat untuk bertemu di luar Graccina's pada jam tujuh malam.

Bahkan dari kejauhan, langkah Brandon terhenti karena kecantikan Katherine. Mengenakan gaun merah super ketat yang melengkapi rambut hitam legamnya dengan sempurna, dia terlihat lebih baik daripada yang Brandon lihat di foto aplikasi kencannya.

Katherine melihat Brandon mendekat. Dia mengenakan celana chino krem dan kemeja biru. Menyadari mata laki-laki itu tertuju padanya, Katherine tersenyum dan berpikir: dia akan melakukannya dengan baik.

Mereka memperkenalkan diri dengan ciuman ringan di pipi, memungkinkan Brandon menghirup aroma musky dari parfum Katherine. Dia belum pernah berkencan dengan seseorang yang begitu menakjubkan sebelumnya dan merasakan egonya melonjak.

Brandon membukakan pintu restoran, membiarkan Katherine masuk terlebih dahulu. Seorang maitre d' mendekat, matanya mengarah ke perempuan itu.

Setelah diantar ke meja mereka, maitre d' bertanya apakah mereka ingin memesan minuman.

"Bagaimana kalau sebotol sampanye?" Brandon bertanya, ingin sekali tidak terlihat sebagai lelaki pelit.

"Kedengarannya sempurna," kata Katherine.

Aroma bawang putih yang dimasak tercium di seluruh restoran. Katherine mengambil menu dan berkata, "Bagaimana kalau kita lihat apa yang ditawarkan?"

Saat Brandon mengamati pilihannya, matanya terus tertuju pada teman kencannya. Dia tertarik pada bibirnya yang mere4kah, berkilau dengan lipstik merah, warna yang sedikit lebih gelap dari gaunnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun