Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hidung

30 Juli 2025   18:35 Diperbarui: 30 Juli 2025   18:35 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

Bagaimanapun, mungkin tidak terlalu buruk. Ibu mencintai saya. Dan dia memiliki senyum yang menawan. Membuat saya ingin tersenyum seperti itu.

Dia mengatakan kepada saya bahwa setelah operasi kami akan benar-benar menjadi ibu dan anak. Wajah baru saya akan sama persis dengan desain dia dan nenek. Tradisi sangat berarti bagi mereka. Tapi menurut saya alasan sebenarnya ibu ingin saya menjalani operasi adalah agar tidak ada yang bisa melihat sekilas seperti apa rupa aslinya jika dia tidak diubah.

Jadi, saya akan menenangkannya, karena Ibu adalah keluarga dan dia bersikeras bahwa keluarga harus menyerupai keluarga. Mungkin dia benar, dan saya terlalu menekankan pada citra saya sendiri dan kurang pada citranya. Namun, bukan berarti saya sepenuhnya mematuhinya.

Saya menunggu. 

Saya akan menunggu dengan wajah baru saya sampai suatu hari, semoga hidung ini dikembalikan lagi. Penciptaan ulang kosmetik dengan segala kelebihannya tidak dapat benar-benar mencegah alam menandai kita sebagai individu. Jadi, ketika itu muncul lagi di wajah manis bayi saya yang belum tersentuh, saya akan membiarkan dia memutuskan apakah dia cantik atau tidak.

Bandung, 15 Desember 2023

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun