Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hidung

30 Juli 2025   18:35 Diperbarui: 30 Juli 2025   18:35 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

Hidung di wajah saya termasuk benda langka, mungkin bersejarah. Sedikit berdaging dan buentuknya agak menyerupai kait. Warisan dari pihak ibuku meskipun ibu belum pernah memakainya sejak umurnya empat tahun. Orang terakhir yang memakainya sepanjang hidupnya, entah dengan bangga atau tidak nyaman, adalah nenek buyut saya.

Jika kamu bertanya-tanya, saya memakainya dengan bangga.

Saya menikmati menjadi orang yang tidak berubah di dunia yang tidak lagi mengutamakan rupa. Bagaimanapun juga, setelah lima belas tahun, kini saya terpaksa berpisah dengannya.

Kamu tahu, saya mengalami reaksi alergi parah terhadap lem kosmetik selama operasi tahap pertama ketika saya berusia empat tahun.

Saya hampir mati. 

Ibu saya ingin menemukan dokter bedah lain, tapi ayah saya mengetahui hal itu dan menculik saya di malam hari.

Kami berakhir di sebuah kampung naturalis kecil di Namcha Barwa, Tibet. Ayah saya berpendapat bahwa yang terbaik buat saya adalah tumbuh bersama anak-anak lain yang tidak berubah. Kami tinggal di sana selama sebelas tahun. Kampung ini terletak tinggi di pegunungan dan satu-satunya pil yang harus saya minum setiap hari adalah pil antiradiasi, dan saya harus makan buah-buahan asli. Yang bisa dikupas.

Ayah saya bukanlah seorang naturalis sejati. Dia menjadi naturalis demi saya. Seperti ibu, dia memiliki keempat tahap wajib kosmetik masa kanak-kanak. Dia juga menjalani operasi pembentukan otot selama masa remajanya karena dia menyukai olahraga. Dan pada tahun pertamanya di universitas, dia menjalani pemetaan ulang sebagian otaknya karena dia tertarik untuk mengejar karier di bidang teori subpartikel kuantum.

Namun, setelah kecelakaan yang hampir menyebabkan kematian saya, dia mengubah pandangannya tentang perubahan yang terjadi pada manusia, dan mulai membaca banyak tentang seleksi alam, perkembangan yang tidak diatur, dan manfaat penuaan secara alami. Dia mulai berbagi pandangan para naturalis, seperti bagaimana seleksi kosmetik pada manusia sebenarnya telah mengubah evolusi manusia dan perkembangan alami spesies kita.

Namun alasan sebenarnya ayah saya menjadi seorang naturalis adalah karena dia mencintai saya dan dia takut bahwa upaya pembedahan lagi akan merenggut nyawa saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun