Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Penjara Bayangan: 3. Dilema Penjara Bayangan (2)

21 Juli 2025   16:16 Diperbarui: 21 Juli 2025   11:19 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

Sebelumnya: Penjara Bayangan: 3. Dilema Penjara Bayangan (1)

Vinanty mengalihkan pandangan.

Dia mengenakan gaun lengan panjang dengan pola geometris pirus dan ungu. Ungu cerah itu penting.

Ungu akan menjadi abu-abu kalau dicampur dengan kuning. Reality Royale, begitulah para desainer menyebut warna yang sekarang populer itu. Baju Aishwarya berwarna sama, dan kainnya lembut dan halus.

Aishwarya mengerutkan kening. Vinanty telah membaca buku catatannya, dan semua hal yang mungkin ingin diketahui siapa pun tentang Lakshmana ada di sana.

Tidak, tidak dengan yang kuning.

Buku catatan kuning cerah itu berasal dari masa gelap. Masa ketika dia sendirian.

Dia tersenyum pada ironi itu. Kegelapan terbungkus dalam sampul kuning ceria.

"Apakah kamu masih melukis bunga matahari?"

"Aku sudah lama tidak melukis. Sekarang aku seorang arsiparis. Aku menyimpan Buku Merah di perpustakaan di kampus, jadi kita tidak kehilangan cerita-cerita dari era tempat teduh dan Shady."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun