Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sekarang Hilang Sudah

20 Juli 2025   09:09 Diperbarui: 20 Juli 2025   07:09 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

Kami mencapai tapal batas. Melalui batang pohon gandaria yang berwarna ungu dan tidak berbentuk, sebuah papan penanda muncul, lapuk dan hitam di tepinya: 

Cijerohaur. Populasi 2.000.

Sekarang hilang sudah.

Aku pernah bertemu seseorang yang berasal dari sini. Katanya pepohonan di sini indah. Ada festival tahunan di alun-alun yang dia sukai saat kecil. Orang-orang berpiknik dan pada suatu malam meninggalkan segala kekhawatiran mereka di luar padang rumput.

Sampai suatu hari seseorang buruh dari barisan rakyat yang baru saja kehilangan pekerjaan dan ditinggal istrinya, menyembunyikan 10 kiloton di dalam kotak pendingin piknik dan pergi ke alun-alun.

Hari yang menyedihkan seperti biasa.

Tentu saja anarkis berseru tentang penindasan hak dasar untuk membela diri, untuk membelenggu tangan kita dan menyimpan plutonium di brankas kaum elit.

Mereka bungkam dengan cepat.

Sabuk Geiger kami berbunyi "Mars Selamat Datang", begitu kami biasa menyebutnya.

Masih dalam batas toleransi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun