Kedatangan kereta adalah keajaiban kecil dari ketergantungan, keajaiban yang lebih kecil dari keandalan. Selalu ada kondisi cuaca yang mengikat satu sama lain dari kita. Kusebutkan sesuatu, yakin kau 'kan setuju, dan karenanya kita terikat pada anekdot-anekdot mengejutkan yang memahat wajah yang kita pikir telah kita pasang dari aura individualitas yang tidak tak, menyelimuti persepsi kita tentang bagaimana dunia terlihat dari perspektif orang lain. Suatu kebetulan, setetes air jatuh tepat di antara kerah mantel dan leher yang agak terekspos, hampir sebagai cara untuk lebih menekankan poin ini, yang, tentu saja, sama sekali tidak acak, melainkan lelucon misterius lain yang tampaknya dimainkan alam semesta secara diam-diam, menolak untuk mengungkapkan dirinya bahkan dengan seringai tawa kecil. Tertahan tak mengembang atau menghilang. Seperti lukisan seorang lelaki yang sedang main-main di kamarnya, lukisan lain tentang dirinya yang sedang mengambil atau meletakkan beberapa benda berharga---gunting, pemberat kertas onyx, tengkorak kera bergigi tiga. Apakah dia benar-benar membalik-balik lukisannya sedemikian rupa sehingga menunjukkan bahwa dia sendiri yang terlibat dalam aksi tersebut? Seseorang mungkin saja mengaku seniman, punya hubungan dengan palet, membakar kanvasnya, dan menggantung kuasnya di dinding museum.
Planet Bekasi, 10 Juli 2025
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI