Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

CMP 134: Ciuman

25 Februari 2024   09:51 Diperbarui: 25 Februari 2024   09:55 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

Mengapa dia meneleponku saat sedang berbulan madu--bulan madu yang ketiga--adalah sebuah misteri yang harus kupecahkan. Aku melirikmu, yang mengangkat bahu, berdiri, dan melangkah ke dapur. Kamu mengoceh dari depan lemari dapur saat aku menjawab telepon.

"Ibu bercanda?"

Ibuku tertawa. "Halo untukmu juga."

"Mengapa ibu meneleponku sekarang?"

"Oh, Ibu tidak tahu. Ibu merindukanmu. Bagaimana kabarmu. Ibu ingin tahu apakah kamu dan dia  menikmati malam Minggu yang menyenangkan."

Aku menatap ke arah dapur. "Dia sudah memberitahu Ibu. Mulut ember."

Desahan ibuku bergema dari Jeju. 

"Sudah biasa seorang pria meminta izin kepada orang tuanya."

Aroma teh Darjeeling menguar dari dapur. 

Aku menyelinap ke ruang kerja dan menutup pintu. "Dia tidak bertanya pada Ayah?"

"Kamu tahu ayahmu. Menurut Samsul, tidak ada orang yang cukup baik untuk tikus kecilnya." Untungnya, nada jengkelnya ditujukan pada ayahku, bukan aku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun