Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Nggak Gampang "Hidup" Sebagai Zombie (Dua Belas)

30 Maret 2023   10:31 Diperbarui: 30 Maret 2023   10:32 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. pri. Ikhwanul Halim

Sebelumnya....

Gogon Aruana bukan satu-satunya yang berkeliaran di jalan-jalan larut malam. Namun, sementara perjalanannya sebagian besar tanpa tujuan dan berkelok-kelok, Kokom Mariah sedang menjalankan misi. Misi yang menjadi tugasnya samapi mati.

Dikenal dengan berbagai nama: Ratu Brigade Malam, Pemburu Kegelapan, Burung Hantu. Kokom berada di luar sana hampir setiap malam, mencari dan selalu menemukan apa yang dia cari.

Tubuhnya yang kecil, pendek dan kurus tapi kokoh kekar. Tidak ada orang atau setan yang berani mengganggunya. Dari wajahnya yang sangar, mata hitamnya yang berkilau tajam, dan gerakannya yang trengginas, orang akan menebak umurnya di di antara lima belas hingga empat puluh lima tahun, dan tebakan tertinggi itu masih saja kekurangan sepuluh tahun.

Dia tidak pernah merasa gelisah tentang sifatnya yang maskulin cenderung dicurigai sebagai transgender. Terlahir sebagai Komariah, dan kemudian dikenal sebagai Komar, lebih gampang diingat dengan nama Kokom. Nama yang dikenal di kapal perang Angkatan Laut sebelum dia mengundurkan diri dengan hormat, daripada mencoba menentukan sisi mana dirinya yang kamu ajak bicara.

Dia fasih berbahasa perempuan dan laki-laki sesuai kebutuhan. Menjaga rambut hitamnya tetap pendek, selalu mengenakan kaos rajutan berkerah tinggi, jins dan sepatu bot, dan kadang-kadang mengenakan kupluk penjaga villa puncak.

Nenek buyutnya pernah menjadi masinis kertea api uap di zamannya, dan Kokom selalu bangga akan hal itu.

Dia adalah legenda Situ Cilamping, seorang diri mendirikan dapur makan gratis untuk tuna wisma yang beroperasi di luar Rumah Yatim Putri Bahagia di jantung lingkungan tepi laut yang dulunya merupakan pusat kota, tetapi sekarang sebagian besar rusak dan kehilangan daya tarik. Dari sana dia memeras uang dari yang berkuasa, dan memanfaatkan sedikit yang dia miliki untuk bekerja dengan sebaik-baiknya.

Sebagai seorang yang teguh, bahkan sangat teguh tak mempercayai Tuhan, keputusannya untuk bersekutu dengan Majelis Ulama dan Persekutuan Gereja berasal dari pengetahuan bahwa kalau politisi datang dan pergi, agama setidaknya masih tetap ada.

Dia dapat dipercaya karena komitmennya lebih dari komitmen lembaga atau individu mana pun.

Kokom telah membentuk staf kecil profesional dan kader sukarelawan untuk menjalankan operasi dapur sosial sehari-hari dan rumah singgah yang berdekatan, membuatnya bebas untuk mengejar panggilan jiwannya yang sesungguhnya, berburu dan mengumpulkan yang hilang atau yang membutuhkan.

Dia meronda di malam hari karena yang tersembunyi lebih aktif saat itu, dan lebih mudah ditemukan di tengah ruang latar belakang yang jarang diketahui.

Dia tahu ke mana mereka akan pergi, dan kapan, dan membawa karung besar di punggungnya, diisi dengan roti yang baru dipanggang, mangkuk sup panas, syal rajutan baru, kaus kaki dan sweater, pensil dan kertas, barang-barang yang dia tahu dibutuhkan mereka dan kemungkinan besar akan berguna dalam tugasnya.

Bangun dari tidur siangnya sekitar tengah malam, mengumpulkan perlengkapannya, dan pergi ke dalam kegelapan, dilengkapi juga dengan senter yang dia tempelkan di pergelangan tangannya dan pisau lipat yang diselipkan di bagian dalam ikat pinggangnya. Dia tidak membawa uang tunai, tetapi akhir-akhir ini telah diyakinkan oleh teman-temannya untuk membawa ponsel jika terjadi keadaan darurat.

Kokom jarang menemukan situasi yang tidak bisa dia tangani sendiri, dia tidak ikut campur di tempat yang bukan miliknya. Dia bukan hukum dan akan campur tangan hanya untuk melindungi orang yang tidak bersalah.

Beberapa menyebutnya Dewi Kokom. Nama itu mereka gunakan untuk mengejeknya dan dia tahu itu. Dia bukan seorang dewi, hanya melakukan pekerjaannya, sesuai dengan panggilan jiwa. Orang lain tampaknya merasa terdorong untuk menaiki tangga karier setinggi-tingginya. Yang lain tidak tahu sama sekali tetapi bekerja di mana pun mereka bisa. Beberapa memiliki hasrat, untuk mengajar, untuk kedokteran, untuk hukum.

Kokom memiliki hasrat untuk bantuan nyata dan segera. Itu satu-satunya hal yang membuatnya puas. Beberapa menyebutnya karya terbatas. Dia menyebut dirinya 'praktis'.

Kokom Mariah adalah semacam anjing pelacak di pekerjaannya. Ketika dia mencium bau jenis mangsanya, dia memburunya, dan ketika dia menemukannya, dia membantunya jika dia bisa.

Suatu malam sudah sangat larut ketika dia pertama kali menangkap petunjuk tentang Gogon. Itu adalah bau, tentu saja, secara harfiah, campuran daging yang membusuk dan eau de toilette. Itu adalah sesuatu yang sama sekali baru di hidungnya dan dia mendeteksinya dalam angin yang dingin dan berembus.

Kokom tidak tahu arah asalnya, tetapi dia berhenti dan mengendus, dan mengendus lagi. Ada di luar sana. Bau yang berbeda, dan sedang bergerak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun