7. Sambil menikmati kehangatan dari jaket yang dia pakai sebelumnya. Matamu mulai terpejam, tetapi kemudian terbuka kembali. Kamu tidak mau tertidur karena untuk pertama kalinya hidup lebih indah dari mimpi.
- Hatimu membuncah. Kamu mencintai dia. Dia apa adanya. Baik, buruk, dan segala sesuatu yang adaq di antara baik dan buruk. Seperti perpaduan sempurna antara putih, susu, dan cokelat hitam.
- Kamu harus memberi tahu dia, karena kamu menatap matanya dan memberitahunya, sebelum melihat orang lain menatap matanya dan memberitahu dia, suatu hari nanti.
8. Kamu berhenti melamun dan menatapnya. Mengingat untuk menarik napas dalam-dalam, memberi isyarat pada pita suara untuk bersiap-siap.
9. Dia tidak melihatmu. Sebaliknya, dia menatap tajam pada gadis lain yang mengantre di konter tiket sinepleks.
10. Seperti seekor burung yang baru saja terbang dengan gembira di langit dengan kecepatan seratus lima puluh kilometer per jam, kamu tersedot ke dalam mesin turbin pesawat jet. Sel-sel otakmu menolak untuk berpikir selain: 'Dasar bodoh. Bagaimana bisa kamu pikir dia mencintaimu? Lihatlah bagaimana cara dia menatapnya. Dia tinggi langsing semampai dengan buah dada yang besar, rambut berkilau seperti dalam iklan sampo, dengan penuh percaya diri. Semua yang bukan kamu. Apa alasan dia menginginkanmu?'
11. Kamu melepaskan dirimu dari jaketnya sambil menahan air mata dan es krim melelah secara bersamaan. Mengembalikan jaketnya, dalam hati menuntut agar dia mengembalikan hatimu.
12. Dia tersenyum padamu. Lebih seperti seringai lebar, sebenarnya.
- Tahan napasmu.
- Mengangguklah padanya, dan dia akan berkata, "Gila aja kalau ada yang suka sama cewek seperti itu. Dia membuatku ingin menjadi penemu obat pereda nyeri karena patah hati. Syukurlah, aku punya kamu."
13. Semua sistem tubuhmu menyala kembali. Otakmu berfungsi pada semua chip dan kabel. Tenggorokanmu terbuka, memungkinkan kamu untuk menelan, akhirnya. Kamu merasakan jantungmu kembali berdetak.