Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pesta Kostum Para Pencari Jodoh

16 Februari 2023   10:31 Diperbarui: 16 Februari 2023   10:33 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://gameplaymania.com

Seorang pria memakai kostum serigala mencium bau asap tembakau dan berlari menuju ke arah itu.

Seorang wanita memakai kostum rusa betina memperhatikan pria-serigala yang gemuk dan suka memegang kendali. Dia mengabaikan aturan 'dilarang merokok', membakar batang kesekiannya.

Predator palsu berkacamata itu mengamati bongkahan daging rusa tua berkaki dua. Dia termasuk kelompok orang yang lapar dan rakus. Pikirannya yang kotor menghantarkan aliran darah arus bawah.

Mangsanya yang bosan dengan permainan kejar-daku-kau-kutangkap, bertanya-tanya apakah ada hewan di kebun binatang yang bosan berpakaian seperti manusia setelah gelap, bertekad untuk menemukan percikan api cinta di dalam kandang berpagar atau di atas bukit batu buatan. Mungkin tidak, pikirnya, karena obat penenang yang diberikan penjaga menetralkan jeritan batin untuk koneksi dan keintiman.

Dia berfantasi tentang panah berbulu memasuki pahanya seperti sengatan lebah.

Bawa aku keluar, langit-langit bercat hitam! Halo, tidur siang yang nyenyak. Ukir gigi dan jariku. Cari tanda-tanda penyakit di mata, tenggorokan, dan jiwaku. Beri aku penangguhan hukuman dari permainan konyol dan sia-sia ini.

Merayap bersama tank era perang dunia dua yang dinonaktifkan, serigala akhirnya memojokkannya di belakang kukang pemalas.

Sekakmat!

Tapi rusa betina tidak merasakan apa-apa.

Serigala merasakan segalanya.

Beberapa hal tidak pernah berubah, pikir mereka berdua.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun