Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pada Putih Mata Mereka

24 Januari 2023   22:58 Diperbarui: 24 Januari 2023   22:58 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Belum."

Bibir bawahnya bergetar dan dia mencengkeram jari-jariku. Sarung tangan bertemu sarung tangan. Tulang melawan tulang.

Kami berjalan kembali ke pintu geser yang mengayunkan rodanya hingga terbuka dan berderit sakit di atas alur yang lupa dilumasi, kembali ke kerumunan yang ramai.

"Jangan ucapkan selamat tinggal," katanya, "Pergi saja."

Suaranya yang lembut, lebih lemah, dan semakin surut. Aku bersandar padanya. Bibir kami bersentuhan sebentar, mata kami terpejam rapat. Lalu aku menjauh diam-diam, zig-zag melalui kabel merah yang terkulai sedih di antara tiang-tiang perak.

Berhenti di gerbang, mengamati kerumunan dan melihatnya. Dia berdiri sendirian di samping pilar, wajahnya buram, tangannya terlipat di dadanya. Tampilan terakhirnya.

Lalu aku melintas keluar gate, ke dunia tanpa dia.

Bandung, 24 Januari 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun