Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Semoga Beruntung

7 Januari 2023   22:25 Diperbarui: 9 Januari 2023   09:06 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Iustrasi (Sumber: Tangkapan layar YouTube @Warner Bros. Australia)

Aku meninggal di supermarket. Jari-jariku menggenggam panci susu stainless steel yang mengilap dari rak paling atas. Emulsi yoghurt stoberi memercik ke mokasin kulitku. Magdalena akan membunuhku. Noda itu tidak akan pernah bisa hilang.

Aku merasakan ubin keras lantai menghantam pipiku. Pramuniaga yang di dadanya tertulis Udin Kamarudin tadi bertanya 'Ada yang bisa dibantu?' tidak melakukan apa-apa. Rasa sakit menyerang dada kiriku.

Siapa yang meredupkan sinar lampu ruangan?

Suara-suara terdengar seperti berasal dari dasar kolam. Lalu hening.

***

Apakah Anda berminat untuk reinkarnasi? Opsi hijau.

Aku membaca tulisan yang tercetak dengan huruf sangat kecil.

Harap dicatat bahwa mendiang tidak dapat memilih tujuan, jenis kelamin atau agama.

Aku tak tertarik.

Brosur nirwana terlihat bagus: resor tepi pantai, berjemur di bawah sinar matahari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun