Bagaimana hewan itu bisa berakhir di sini, sementara area parkir ini berpagar beton?
Kamu mengambil selembar brosur, menggesernya perlahan di bawah bangkai si kecil. Memegangnya dengan hati-hati di depan dadamu seperti membawa bendera pusaka saat upacara. Berjalan melewati garis-garis kotak menuju gundukan tanah kerdil di dekat pintu keluar, satu-satunya yang muncul dari muka aspal sejauh yang bisa dilihat.
Setiap langkahmu membawamu mundur satu tahun, dua tahun, dua puluh atau lebih ke sawah yang membentang sampai ke bantar sungai. Serbuk sari pohon randu menggelitik hidungmu, di suatu tempat seekor burung hitam bernyanyi menyambut cahaya pagi, dan sepertinya berjongkok di situ adalah hal yang termudah di dunia, menyaksikan tanah naik dengan lembut menjadi gundukan lunak. Seolah-olah bumi sedang bernapas.
Bandung, 15 November 2022