Ketika Rano sampai ke pintu gerbang, sebuah suara melintas di benaknya.
Sudah lama kamu tidak mengunjungi Anhar.
Dia mengangguk.
Tapi kalau kamu mengunjunginya sekarang apa tidak akan membuatnya merasa entah bagaimana? Kalau dia tidak di terima SNMPTN, bagaimana? Bisa-bisa Anhar menyangka kamu datang untuk mengejeknya. Dia tidak akan menerimanya dengan baik tidak peduli seberapa baik niatmu. Bagaimana menurutmu? Sebuah suara lain muncul di kepalanya.
Rano merasa kedua suara mengobrak-abrik otaknya, membuatnya pening. Dia menepuk dahinya dan menjadi sedikit tenang.
Menurutku, suara terakhir di kepalaku yang benar, pikirnya keras-keras dan mendesah.
Dia melepaskan pegangannya dari pintu gerbang dan berjalan menjauh, tapi kemudian berbalik. Anhar dan adiknya berdiri dan menatapnya, yang membuatnya merasa jengah. Wajah kedua abang beradik itu tersenyum lembut seakan menutupi sesuatu yang tidak bisa dia artikan.
"Hei, Rano," kata Anhar.
"Apa kabar?" kata adiknya.
"Aku baik-baik saja," jawab Rano.