Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Orang-Orang

28 Agustus 2022   09:20 Diperbarui: 28 Agustus 2022   09:19 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Nicholas Green on Unsplash 

Di jalan, orang-orang yang memakai sandal berteriak bahwa tidak ada yang pernah mendengarkan mereka. Mereka membayangkan bentuk geometri sederhana dan melukisnya di berbagai permukaan.

Orang-orang yang memakai topeng tokoh-tokoh sejarah bersandar di kusen pintu besi dan berteriak, 'Tentu saja tidak ada yang pernah mendengarkan kalian! Itu karena apa yang kalian katakan sangat bodoh sehingga dapat direduksi menjadi bentuk yang sederhana!'

Setiap kali orang-orang yang memakai sandal meneriakkan slogan, orang-orang yang memakai topeng tokoh-tokoh sejarah dengan sinis mengoreksi tata bahasanya. Ini hanya membuat orang-orang yang memakai sandal berteriak lebih keras.

Kadang-kadang, orang-orang yang membawa simbol agama yang mencolok, orang-orang yang mengenakan kaos seragam tim olahraga lokal mereka, orang-orang yang tidak mengenakan celana dalam secara sembunyi-sembunyi, orang-orang yang mengenakan topi dengan sudut yang lucu, orang-orang yang mengenakan sepatu olahraga yang sangat baru dan sangat putih, orang-orang yang mengenakan kaos yang meremehkan kekerasan seksual, orang-orang yang mengenakan pakaian tradisional tanah air mereka, orang-orang yang mengenakan piyama sutra hijau terang dan bahkan orang-orang yang mengenakan pakaian warisan bibi dan paman mereka yang sudah meninggal ikut berteriak.

Satu-satunya yang tidak pernah terlibat adalah orang-orang yang mengenakan jas mahal dan gaun dari butik eropa dengan jenama dua atau tiga huruf, tinggal di griya tawang pencakar langit, melakukan tos tanpa bunyi dan minum obat kuat warna-warni membangkitkan nafsu gairah birahi.

Bandung, 28 Agustus 2022

Sumber ilustrasi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun