Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cara Makan Kacang ala Zen

19 Maret 2022   13:31 Diperbarui: 19 Maret 2022   13:35 724
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Jadilah kacang."

Aku melihat sebutir kacang bawang yang terbaring di atas piring porselen biru di depanku.

"Bagaimana tepatnya saya melakukan itu?" aku bertanya pada Sumazen, 'guruku.'

"Bayangkan ia tumbuh di bawah tanah, dalam kegelapan, dari biji kecil, membentuk cangkang kulit bersama saudaranya."

"Saya pikir mereka tumbuh di pohon, seperti spageti!"


Sumazen mengabaikan upayaku untuk bercanda.

"Sekarang bayangkan dia tumbuh, ditarik dari tempat persembunyiannya dan terkena sinar matahari dan udara. Merasakan hangatnya matahari untuk pertama kali dalam hidupnya, melihat sinar matahari menembus kulitnya yang tipis."

"Kacang tidak bisa melihat!"

"Kamu harus membayangkan!" katanya, sambil membetulkan kacamata bulat berbingkai peraknya dan mengusapkan tangan di atas kepalanya yang botak licin, seolah mencoba mengingat seperti apa rasanya rambutnya.

"Sekarang, setelah dijemur beberapa hari baru bisa diolah. Bayangkan diputar dalam drum besar, kulitnya pecah dan bijinya jatuh ke ban berjalan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun