Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pintu di Bukit

28 Januari 2022   09:17 Diperbarui: 28 Januari 2022   09:21 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dia mengangguk padaku dan tersenyum dan berjalan melewati ambang pintu, menghilang ke dalam kegelapan. Aku bersandar ke belakang untuk melihat ke ambang pintu tapi aku tidak bisa melihat jejaknya, meskipun aku bisa mendengar suara langkah kakinya menjauh berderak di kerikil.

Aku berdiri di sana selama beberapa menit, menyipitkan mata ke dalam kegelapan, bingung dengan semuanya.

Lalu aku mendengar langkah kaki di dalam lagi, kali ini datang ke arahku. Aku melangkah mundur, berharap melihat pria itu keluar. Namun sebaliknya, seorang wanita setengah baya mengenakan sepatu kets dan gaun longgar melangkah keluar menuju cahaya. Dia berkedip saat dia bertemu sinar matahari, lalu memperhatikanku dan tampak sedikit terkejut.

"Oh, halo," katanya.

"Halo," jawabku.

Dia menatapku sejenak, lalu tersenyum lagi. "Semoga harimu menyenangkan," katanya, dan mulai berjalan pergi.

"Permisi," kataku.

Dia berhenti dan berbalik. "Apakah Anda melihat seorang pria di sana?" aku bertanya. "Dia mengenakan jins dan T-shirt."

Dia menunduk sejenak, berpikir, lalu kembali menatapku.

"Ya, aku rasa aku melihatnya," katanya, lalu berbalik dan berjalan menuruni jurang.

Aku berdiri mengawasinya pergi dan kemudian mendengar langkah kaki di belakangku lagi. Aku berbalik ke ambang pintu tepat ketika seorang wanita muda keluar, mengenakan celana pendek ketat, atasan gaun setali, dan sandal jepit. Dia tersenyum padaku dan berjalan melewatiku menuruni jurang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun