Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Nama yang Menolak Mati

20 Januari 2022   19:35 Diperbarui: 20 Januari 2022   19:46 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Mikael Danuarta?"

Kayla tersenyum erat ke sorot lampu senter. "Hai, Dod." Kemudian menambahkan, "Atau haruskah saya memanggil Anda Briptu Dodi Sofyan?" berharap si polisi akan menerima petunjuk itu.

Dia menyalakan stereo mobil dan memutar "Body was Made" dari Ezra Furman. Musik adalah salep kulit yang gatal.

Briptu Dodi tidak menerima petunjuk itu. Lampu belakang mobil Kayla mati, itulah sebabnya dia diberhentikan. Kayla baru saja menghabiskan dua gelas martini---tiga jika dihitung yang tumpah---di Venue dengan teman kencan yang baru dikenalnya lewat Tinder yang membuat gerakan berlebihan sehingga gelas martininya tersenggol dan jatuh.

Tapi Briptu Dodi lebih tertarik untuk memastikan bahwa dia adalah teman sekelasnya di SMA dulu daripada rasa nyaman Kayla. Mungkin sudah mendengar desas-desus. Tidak apa-apa, pikirnya. Namun sepanjang pertemuan itu "Mika" disebut lagi dan lagi.

Berkali-kali dia merasakan asam lambungnya bergejolak. Bukan karena kemarahan pada (Briptu) Dodi, tetapi perasaannya selama tiga puluh tahun terakhir hidupnya, sebelum Mika dikuburkan. Perasaan lengket seakan tubuhnya berlapis lendir yang kental.

"Mikael Danuarta?"

Saat dia menjerang air, dia masih bisa mendengar nada tidak percaya. Bisa melihat hujan menetes dari tepi topi seragam Dodi, berkilau kebiruan disorot lampu strobo.

Proses pembuatan tehnya tidak semulus dalam keadaan normal. Dia pergi ke lemari beberapa kali, berubah pikiran tentang cangkir, memutuskan untuk menambahkan susu dan kemudian membatalkan niat tersebut. Ketel bersiul.

"Mikael Danuarta."

Bukan pertanyaan lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun