Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Belok Kanan

4 Agustus 2021   21:20 Diperbarui: 4 Agustus 2021   21:38 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Melewati beberapa desa yang sunyi di jalur lintas tengah, Tajul mendapat pencerahan.

Mereka baru saja kehabisan bensin dan hendak masuk ke rimba sawit. Mila sedang berpikir untuk tidur siang sepanjang bentangan panjang jalan raya sepi, ketika mereka melewati baliho raksasa menampilkan nyonya tua berpakaian kebaya. Menjulang dua puluh lima meter ke angkasa, mengangkat satu tangan, mungkin mengatakan, "Berhenti di sini!" Lengannya yang lain menunjuk ke satu tanda, seolah-olah dia mengirim tanda untuk berbelok.

"Lihat itu, Mila," kata Tajul, "Dia ingin kita belok kanan!" Mila hanya mengangguk dan memejamkan matanya. Jika dia tahu bahwa Tajul akan memikirkan nyonya berkebaya itu selama beberapa ratus kilometer ke depan, dia mungkin tetap terjaga dan berbicara dengannya, mencoba mengalihkan perhatiannya.

Tapi ternyata, pada saat dia bangun hampir tiga jam kemudian, tepat ketika Tajul keluar dari jalan tol untuk mengisi tangki bensin lagi, sudah terlambat. Tajul telah memikirkan dan mengadopsi filosofi hidup yang sama sekali baru. Mulai sekarang, dia hanya akan berbelok ke kanan.

"Apa maksudmu Abang?" tanya Mila, saat melihat lelakinya berbelok ke kanan di bawah jalan bebas hambatan, menjauh dari pompa bensin yang sangat bagus di sebelah kiri, menuju pompa bensin lain di sisi timur.

"Seperti yang kukatakan, Mila," jawab Tajul, "Setiap kali kita berbelok, maka kita harus belok ke kanan."

Mila menahan lidahnya, memikirkan bagaimana sebaiknya dia menanggapinya. Apakah itu mungkin? Untuk selalu belok kanan dan tidak pernah belok kiri?

Sepertinya mereka akan selalu berputar-putar. Tapi kemudian dia melihat saat Tajul mengemudi dengan pola yang aneh, melewati pompa bensin di sisi lain jalan bebas hambatan, yang akan membutuhkan belokan kiri ke jalan masuknya, alih-alih terus menuruni jalan sejauh seratus meter untuk berbelok ke kanan ke ujung jalan, tempat parkir rest area kecil.

Dia berbelok ke kanan untuk melewatinya, berbelok ke kanan lagi, kembali ke jalan utama. Pom bensin masih di sebelah kirinya, jadi dia menyeberang jalan utama menuju tempat parkir restoran cepat saji di sisi lain, berputar, terus berbelok ke kanan yang akhirnya mengarah kembali ke jalan utama, dan akhirnya mengizinkannya berbelok ke kanan menuju pompa bensin swalayan, yang sekarang bisa dia masuki dengan berbelok ke kanan, bahkan ke kanan juga untuk berhenti di samping pompa.

Mila dapat melihat bahwa dia berada di posisi yang sempurna untuk berbelok ke kanan saat mereka meninggalkan pompa bensin, melewati kembali di bawah jalan bebas hambatan. Jalan bebas hambatan di jalan akan berada di sebelah kanan mereka juga. Dia harus mengakui bahwa dia sedikit terkesan dan juga sedikit pusing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun