Memikirkan mereka bereksperimen pada Valika membuatku ingin mati saja. Apa yang dibutuhkan para kepala botak jenius dengan begitu banyak kelinci percobaan, aku tidak tahu. Tetapi perintahnya adalah untuk menangkap dan mengirimkan subjek yang utuh.
Aku akan mencoba meminta pengecualian untuk Valika, tetapi aku tahu, simpati kapten tak mungkin lebih jauh lagi. Dia punya tugas. Kita semua memiliki tugas terkutuk yang harus kita laksanakan.
Perang di mana para mitramu tewas hanya untuk kemudian bergabung dengan pihak musuh adalah perang yang tidak mungkin dimenangkan, dan terlepas dari semua propaganda yang dilakukan departemen pertahanan, aku rasa kita tidak akan pernah menang.
Aku menempelkan kepalaku ke logam dingin rak pengiriman. Aku akan senang jika bisa berbaring di ranjangku. Kejadian hari itu membuatku sakit kepala hebat.
"Semua sudah selesai, prajurit?" terdengar suara di belakangku.
Aku memberi hormat, atau tepatnya aku mencoba memberi hormat. Rasanya aku terlalu lelah sehingga tak mampu mengangkat tanganku, tetapi kapten pura-pura tidak mengetahuinya.
"Ya, Kapten! Semua paket aman dan siap dikirim."
Sepercik noda darah di tempat kepalaku berbaring. Saat kamu terlalu lama bekerja, maka kamu jadi tak fokus lagi. Segalanya menjadi kacau. Setelah beberapa saat kamu bahkan tidak menyadarinya.
"Bagus, bagus. Tapi kita masih punya satu lagi untuk dikirim," katanya dengan muram.
Aku menahan erangan kekecewaan. Kelelahan yang sangat dan kosong di dalam. Yang ingin kulakukan hanyalah menyingkirkan sakit kepala ini, tetapi tugas harus didahulukan.
Kapten membawaku ke rak pengiriman terakhir. Dua rekan sari unitku berdiri di sana dan aku mencari-cari paket itu, tetapi tidak melihatnya. Mendadak mereka menarik lenganku.