Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Preloved Shop

2 Juni 2021   20:51 Diperbarui: 2 Juni 2021   21:04 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ya Tuhan! ternyata menjadi hantu Preloved Shop sangat menyenangkan.

Dan kemudian, Paramitha masuk dan menghancurkan segalanya. Bahunya merosot di dalam kemeja kotak-kotak yang longgar. Dia menyandang ransel (meskipun seharusnya dalam Preloves Shop tidak dianjurkan membawa ransel) dengan pin "SELAMATKAN ORANGUTAN" disematkan di tutupnya.

Aku melihat dia dari ujung rambut sampai jempol kaki.

Paramitha benar-benar butuh bantuan Make Up Artist.

Paramitha sedang mengalami hari yang buruk. Paramitha adalah ... Persetan. Tidak. Paramitha saat ini sedang memegang celana jins-ku.

Aku tidak bisa membiarkan ini terjadi.

Dia berjalan terburu-buru ke kamar ganti. Tepat saat dia menurunkan rok korduroinya yang ketinggalan zaman, aku menggeser slot kunci dan pintu terbuka. Seluruh pengunjung Preloved Shop dapat melihatnya dalam celana dalam nenek-nenek hijau daun. Dia tersentak seperti tikus dalam perangkap dan membanting pintu hingga tertutup.

Aku memang keterlaluan. Aku tidak bangga dengan perbuatanku.

Aku mengamuk. Semua lampu di Preloved Shop mulai berkedip sesuai jentik jariku. Aku membuat angin puting beliung yang menerbangkan segalanya. Ban sepeda Schwalbe terlontar menyeberang ruangan. Bola kristal salju pemandangan desa di Swiss menabrak lampu neon. Lego bertema Star Wars berserakan di lantai seperti mimpi buruk Luke Skywalker.

Oh, Paramitha. Sebaiknya kamu percaya bahwa kamu sedang tidak bermimpi.

Paramitha berlindung di balik lukisan abstrak raksasa semangkuk buah-buahan, masih mencengkeram celana jinsku dengan jari-jarinya. Dia adalah Karna bagi Gatotkaca-ku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun