Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Waktu yang Terbuang Sia-sia

1 Mei 2021   03:34 Diperbarui: 1 Mei 2021   10:50 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: kristacoyle.com

Manan melihat sekilas ke pintu berlapis timah hitam---purwarupa mesin waktu di seberang ruangan---dan kembali ke ponsel biasa yang diacungkan Mahiwal. Ponsel itu mesin waktu?

"Benar, Prof. Aku baru saja mau mengujinya. Mungkin menyetelnya untuk kembali sekitar satu menit."

"Oh Tuhan." Mengoperasikan akselerator partikel mengonsumsi lebih banyak daya listrik dari yang dibutuhkan gedung perkantoran rata-rata. Ponsel tidak mungkin melakukannya.

Mahiwal menarik majalah dari bawah tumpukan kertas yang berserak di meja.

"Prof sudah membaca ini?" Manan menyipitkan mata pada salinan Scientific American.

"Terlalu populer untuk disebut disebut majalah ilmiah."

Mahiwal melemparkan majalah itu ke atas meja. "Mereka ingin membuat artikel khusus tentangku. Apakah Anda pikir aku harus melakukannya, Prof? Anda pasti sudah merasakan sibuknya diwawancarai setiap saat."

Mahiwal pasti tahu betul bahwa tidak ada yang pernah mewawancarai seorang profesor fisika di Universitas Negeri Serpong. Manan mencengkeram pistolnya lebih erat.

Hanya sedikit yang tahu bahwa UNISER memiliki departemen fisika sebelum Mahiwal mengambil pascasarjana di sana.

"Saya tidak tahu apa yang harus Anda lakukan."

"Saya kira Anda sudah sering diwawancarai oleh majalah populer, kan, Prof?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun