Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bermula dari Canda Biasa

10 Juni 2021   09:52 Diperbarui: 10 Juni 2021   10:08 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
hudsonshakespeare.org

secangkir teh, habiskan berdua
pintar berkisah, mengalir lepas
aku terkikik mengumbar tawa
mungkin pertanda bukan berkelas

ceritakan tentang cita-cita
membumbung terbang tinggi ke langit
katamu kan mengajakku serta
mengambil sepotong bulan sabit

o, bulan sabit yang terselubung—
awan kelabu pembawa mendung!

(7)

awan kelabu pembawa mendung!
sadarkah, sudah tujuh purnama
aku menanti, jubah kerudung—
lapuk koyak diterpa cuaca?

masih menanti, ketika bayang
menjadi nyata di ujung jalan—
kau! akhirnya kembali pulang
kau berlari, aku rebah pingsan

lorong cahaya, butakan mata
o, ibu! ulurkan lah tanganmu,
satu suara menahan jiwa
mata terbuka, jumpa rupamu.

wajahmu begitu dekat, nyata
bermula dari canda biasa

 

Bandung, 19 Desember 2015

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun