Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bermula dari Canda Biasa

10 Juni 2021   09:52 Diperbarui: 10 Juni 2021   10:08 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
hudsonshakespeare.org

soneta lama: puisi liris,
kujadikan lagu duka lara
tangga nada di kanvas; melukis
hati yang telah tertipu cinta—

bukan, aku membohongi diri
siapa aku, tolak pesona?
seharusnya jujur pada hati
ketika getar merasuk sukma.

apakah terlambat? tanya hati
jangan membayang yang tidak-tidak
bisik renjana yang tak henti,
mendaras namamu rima detak

rindukan aku, aku merindu
kembalilah, aku kan menunggu.

(5)

kembalilah, aku kan menunggu.
meski terik mentari membakar
biarkan hujan badai menderu
aku di sini menanti, sabar

aku masih berdiri, menanti
berteman siang berkalang bintang
ramai yang lalu, ku tak peduli!
ku bahagia menanti, sayang

mungkin kakiku telah mengakar
tertanam di bumi, tak bergerak
terbelit sulur semak belukar,
kokoh berharap suatu kelak—

saat bayangmu menjelma hadir
stanza soneta sebagai takdir

(6)

stanza soneta sebagai takdir;
membawa mimpi semasa kecil
kau dan aku, minum teh secangkir,
bercengkerama di bawah kandil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun