soneta lama: puisi liris,
kujadikan lagu duka lara
tangga nada di kanvas; melukis
hati yang telah tertipu cinta—
bukan, aku membohongi diri
siapa aku, tolak pesona?
seharusnya jujur pada hati
ketika getar merasuk sukma.
apakah terlambat? tanya hati
jangan membayang yang tidak-tidak
bisik renjana yang tak henti,
mendaras namamu rima detak
rindukan aku, aku merindu
kembalilah, aku kan menunggu.
(5)
kembalilah, aku kan menunggu.
meski terik mentari membakar
biarkan hujan badai menderu
aku di sini menanti, sabar
aku masih berdiri, menanti
berteman siang berkalang bintang
ramai yang lalu, ku tak peduli!
ku bahagia menanti, sayang
mungkin kakiku telah mengakar
tertanam di bumi, tak bergerak
terbelit sulur semak belukar,
kokoh berharap suatu kelak—
saat bayangmu menjelma hadir
stanza soneta sebagai takdir
(6)
stanza soneta sebagai takdir;
membawa mimpi semasa kecil
kau dan aku, minum teh secangkir,
bercengkerama di bawah kandil.