Mohon tunggu...
Yayan Sopian
Yayan Sopian Mohon Tunggu... Guru - Guru yang belum bisa digugu dan ditiru

..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Ketika Bersua dengan Burung Surga di Amerika

7 Maret 2017   19:47 Diperbarui: 1 April 2017   12:00 1202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tampilan ruang pameran

Secara garis besar, pengunjung yang memasuki ruang pameran,akan disuguhkan dengan beberapa kompartemen berbeda, namun terhubung satu sama lain antara lain, ruang fotografi, ruang spesimen, ruang konservasi, ruang layar lebar serta ruang interaktif. Setiap ruangan di mudah pula di akses pengunjung yang menggunakan kursi roda (wheel chair).

Papan informasi pameran cenderawasih di lobi utama museum (dokumentasi pribadi)
Papan informasi pameran cenderawasih di lobi utama museum (dokumentasi pribadi)
Tampak luar ruang pameran Birds of Paradise (dokumentasi pribadi)
Tampak luar ruang pameran Birds of Paradise (dokumentasi pribadi)
Ketika pertama kali pengunjung memasuki tempat pameran, suasana ruangan direkayasa menyerupai hutan hujan tropis, tempat burung cenderawasih berada. Layar yang pertama kali dijumpai, berisi klip pengantar dari kedua peneliti yang menjelaskan sekilas tentang penelitian mereka.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Di ruang berikutnya, para pengunjung dapat merasakan bagaimana berada di ruang pengintaian, yang terbuat dari dedaunan, serta dilengkapi dengan peralatan untuk mendokumentasikan perilaku burung cenderawasih.

Ruang pengintaian. Selama 8 tahun penelitian Laman dan Scholes menghabiskan waktu 2006 jam di ruang ini (dokumentasi pribadi)
Ruang pengintaian. Selama 8 tahun penelitian Laman dan Scholes menghabiskan waktu 2006 jam di ruang ini (dokumentasi pribadi)
Memasuki ruang berukuran kurang lebih 5 x 3 meter, terpampang beberapa foto terbaik hasil bidikan Tim Laman selama 8 tahun penelitiannya, 

Salah satu sudut ruang yang menampilkan kumpulan foto terbaik (dokumentasi pribadi)
Salah satu sudut ruang yang menampilkan kumpulan foto terbaik (dokumentasi pribadi)
Foto (kiri) bidikan Laman di Kepulauan Aru dan foto (kanan) yang tertera di sampul buku karangannya (dokumentasi pribadi)
Foto (kiri) bidikan Laman di Kepulauan Aru dan foto (kanan) yang tertera di sampul buku karangannya (dokumentasi pribadi)
2 buah figura besar berbahan kaca, menghiasi pintu masuk ruang pertunjukkan. Figura- figura tersebut berisi sebagian peralatan yang digunakan oleh Laman dan Scholes selama penelitian, diantaranya kamera, sepatu serta buku catatan tangan dan buku identifikasi spesies cenderawasih.

Kotak berbahan kaca memajang beberapa peralatan yang digunakan saat penelitian (dokumentasi pribadi)
Kotak berbahan kaca memajang beberapa peralatan yang digunakan saat penelitian (dokumentasi pribadi)
Pengunjung nampak serius membaca informasi yang termuat (dokumentasi pribadi)
Pengunjung nampak serius membaca informasi yang termuat (dokumentasi pribadi)
Tayangan berdurasi kurang lebih 12 menit di ruang pertunjukkan, menampilkan perjalanan Laman dan Scholes, hingga perjuangan mereka mengabadikan jenis-jenis burung cenderawasih, termasuk perilaku uniknya ketika memilih pasangan.

Mini teater (dokumentasi pribadi)
Mini teater (dokumentasi pribadi)
Menuju ruang spesimen / The Victorian study, dapat ditemukan awetan beberapa spesies burung cenderawasih yang merupakan koleksi dari beberapa museum dan universitas di Amerika Serikat. Termasuk diantaranya sebuah topi (sempat menjadi trend fashion di London, Paris dan New York kurun waktu 1905 - 1920) yang berhiaskan cenderawasih awetan serta mahkota salah satu suku di New Guinea.

Ruang spesimen / The Victorian study room (dokumentasi pribadi)
Ruang spesimen / The Victorian study room (dokumentasi pribadi)
Memasuki ruang berikutnya, yakni ruang konservasi, beberapa item dipajang didalam kotak berbahan acrylic glass, antara lain seragam yang digunakan oleh polisi  di negara tetangga Papua New Guinea (PNG), termasuk pernak-pernik bertemakan burung cenderawasih. Di ruangan ini, terpajang salah satu bidikan Laman yang mengabadikan seorang masyarakat lokal dengan burung cenderawasih awetan. Sebuah gambar tentang kerusakan hutan, menyiratkan pesan bahwa laju pengurangan burung cenderawasih di habitatnya, pun terjadi akibat pembukaan lahan.
Pernak-pernik bertemakan burung cenderawasih di Papua New Guinea (dokumentasi pribadi)
Pernak-pernik bertemakan burung cenderawasih di Papua New Guinea (dokumentasi pribadi)
cerita rakyat bertemakan burung cenderawasih (dokumentasi pribadi)
cerita rakyat bertemakan burung cenderawasih (dokumentasi pribadi)
Perdagangan dan alih fungsi hutan, turut andil dalam laju penurunan populasi burung cenderawasih (dokumentasi pribadi)
Perdagangan dan alih fungsi hutan, turut andil dalam laju penurunan populasi burung cenderawasih (dokumentasi pribadi)
Ruang interaktif menarik perhatian para pengunjung, terutama mereka yang membawa anak-anak. Ruang ini secara tidak langsung berfungsi sebagai wahana edukasi bagi pengunjung terutama anak-anak. Sebuah layar besar dengan arena tempat menari, menjadi tempat yang paling diminati anak-anak. Simulasi dalam bentuk permainan ini, dirancang untuk merekonstruksikan  tarian cenderawasih jantan ketika memikat betinanya. 

Pemutar interaktif, menayangkan rekaman audio-video cenderawasih (dokumentasi pribadi)
Pemutar interaktif, menayangkan rekaman audio-video cenderawasih (dokumentasi pribadi)
Arena simulasi tarian cenderawasih jantan yang diminati pengunjung terutama anak-anak (dokumentasi pribadi)
Arena simulasi tarian cenderawasih jantan yang diminati pengunjung terutama anak-anak (dokumentasi pribadi)
Permainan lainnya yakni layar sentuh berupa simulasi pohon evolusi dari burung cenderawasih.

Antusiasme anak-anak mencoba permainan pohon evolusi (dokumentasi pribadi)
Antusiasme anak-anak mencoba permainan pohon evolusi (dokumentasi pribadi)
Pohon evolusi cenderawasih (dokumentasi pribadi)
Pohon evolusi cenderawasih (dokumentasi pribadi)
TIdak jauh dari ruang interaktif, sebuah replika burung cenderawasih berbahan logam, dapat digerakkan dengan cara menekan tombol yang disediakan. Tidak kalah menarik pula, terdapat sebuah papan yang menampilkan 15 tombol (masing-masing dilengkapi gambar marga/genus cenderawasih) untuk membantu pengunjung mengenali 15 genus tersebut berdasarkan kicauannya.
Tombol interaktif, membantu identifikasi spesies berdasarkan kicauannya (dokumentasi pribadi)
Tombol interaktif, membantu identifikasi spesies berdasarkan kicauannya (dokumentasi pribadi)
Bagi pengunjung yang ingin mempelajari lebih lanjut mengenai burung cenderawasih, pihak museum menyediakan buku serta pernak-pernik bertema burung cenderawasih di area shopping center, yang tak  jauh dari pintu masuk museum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun