Mohon tunggu...
Yayan Sopian
Yayan Sopian Mohon Tunggu... Guru - Guru yang belum bisa digugu dan ditiru

..

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Taman Noken : Sebuah Ruang Terbuka Hijau yang Mengedukasi & Menginspirasi

4 Desember 2015   13:09 Diperbarui: 4 Desember 2015   14:53 560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Taman Noken Sebagai Sarana Edukasi Etnobotani & Etnozoologi

Berbicara mengenai taman, maka roh dari taman adalah keberadaan tumbuhan yang ada di taman tersebut. Inilah titik penting yang penulis coba kaji sebagai kekhasan taman bertemakan noken. Pembuatan noken sarat dengan pemanfaatan material alam hal ini terkait dengan pemanfaatan tumbuhan (etnobotani) maupun hewan (etnozoologi) yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan noken.

Dari penelitian enobotani yang dilakukan, pemanfaatan bahan baku noken baik bahan utama,pewarna dan aksesoris yang dilekatkan di noken merefleksikan keanekaragaman hayati material alam yang digunakan. Wiriadinata (1995), mencatat bahwa masyarakat lembah baliem memanfaatkan 5 spesies tumbuhan sebagai bahan baku noken yakni Boehmeria malabarica, Boehmeria nivea, Astronia spp., Sida rhombifolia dan Wikstromia venosa.

Masyarakat di beberapa distrik di daerah Pegunungan Bintang memanfaatkan bahan baku noken dari 8 spesies tumbuhan yakni Cypholophus gjelleripii (Urticaceae) Cypholophus vaccinioides (Urticaceae) Ficus arfakensis (Moracee) Ficus comitis (Morceae) Ficus dammaropis (Moraceae) Goniothalamus spp. (Annonaceae) Pipturus argenteus (Urticaceae) dan Myristica spp. (Annonaceae).(Wanma dkk.,2013).

Sedangkan Suku Yali di Desa Ilamik menggunakan pewarna alami noken dari ekstrak buah Pittosporum pullifolium (Pittosporaceae) dan Melastoma polyanthum (Melastomataceae) untuk pewarna ungu/hitam, warna hijau dari daun Phaius tankervilleae, Calanth spp. dan Spathoglottis spp.(Orchidaceae), warna orens berasal dari buah Gardenia lamingtonii, dan warna kuning dari rimpang Curcuma domestica (Zingiberaceae).

Serat alami berwarna pun dimanfaatkan sebagai paduan warna noken yakni serat batang Diplocaulobium regale (Orchidaceae) dan serat daun Freycinetia spp. (Pandanaceae) ( Milliken, 1994). Selain pewarna alami, noken dari beberapa suku dihiasi aksesori tambahan berupa biji-biji keras dan berwarna kontras dari tumbuhan tertentu.

Beberapa tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai bahan serat noken (sumber : www.orchidsforum.com , 3.bp.blogspot.com, www.redorbit.com ,http://131.230.176.4/users/pelserpb/6_8_11_1/8jun11a/Astronia2.jpg)

Kiri atas : Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) , kanan atas : anggrek Diplocaulobium regale

kiri bawah : Sagu ( Metroxylon sagu) kanan bawah : Astronia spp.

Beberapa tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai bahan pewarna alami noken (sumber : pimg.tradeindia.com, www.phytoimages.siu.edu, upload.wikimedia.org, s3.amazonaws.com)

Kiri atas : Melastoma polyanthum , kanan atas : Gardenia spp

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun