Mohon tunggu...
Ayah Farras
Ayah Farras Mohon Tunggu... Konsultan - mencoba menulis dengan rasa dan menjadi pesan baik

Tulisan adalah bagian dari personal dan tak terkait dengan institusi dan perusahaan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tanah Menangis dan Langit Meratap

12 Desember 2020   02:07 Diperbarui: 12 Desember 2020   09:07 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di bawah kaki yang kupijak

Kudengar tanah meraung sedih dan terisak-isak

Ku tak kuat menatap langit

Suara meratap memohon dengan matanya yang sembab

Sebab apa wahai tanah dan langit? 

Tak kuasa berkata 

Tanah dan langit terus saja tunjukkan dukanya

Di tanah yang basah air mata

Tetesan air duka  turun dari langit 

Buat tubuhku menggigil kedinginan atas duka mendalam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun