Mohon tunggu...
Ayah Farras
Ayah Farras Mohon Tunggu... Konsultan - mencoba menulis dengan rasa dan menjadi pesan baik

Tulisan adalah bagian dari personal dan tak terkait dengan institusi dan perusahaan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

HRS Bisa Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Sebaliknya

13 November 2020   14:27 Diperbarui: 13 November 2020   14:41 749
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: kompas.com 

Jokowi dan HRS bisa bergandeng tangan

Apa iya Jokowi dan HRS bisa bergandeng tangan ? Bisa saja jika berkaca dari pilpres 2019 lalu. Tak ada yang menyangka di tengah sengitnya 'tarik urat' demi memenangkan Pilpres dengan segala konsekuensinya telah berlangsung berakhir 'happy ending'. Slogan timbul tenggelam bersama rakyat sudah tak terdengar lagi dan hanya jadi dagelan yang akan diingat selalu dimasa depan bagi anak cucu. 

Kurang keras apa lagi saat itu cara membela pasangan Capres dan Wapres saat itu? Kini semuanya bahagia, bahagia untuk politisi tentunya sementara rakyat hanya ternganga-nganga. Seakan tak dihiraukan atas pendarahan selama proses lahirnya presiden terpilih namun entah bagaimana langkah persatuan tetap terjadi dalam bahasa politik maka kompetitor dirangkul diajak bekerja sama.

Kini HRS ada di Indonesia yang tentunya ada geliat atau peningkatan moral dari pengikutnya atau yang sejalan dengannya. Jokowi bisa saja merangkul dengan cara yang tak diketahui dan ini tentu saja tak salah sebab 'it's a politic'.

Bagi Jokowi sebagai Presiden, tentunya ini masa yang memang menarik disikapi dengan masa kerja hingga 2024 yang masih tersisa cukup panjang dalam ukuran masa kerja tapi dalam masa politik ini adalah masa yang sangat ketat. Jokowi butuh masa ketenangan dalam bekerja bersama timnya hingga masa akhir pemerintahan. Politik akan penuh dinamisasi dan efeknya dari sekarang hingga kurun waktu masa akhir menjabat Presiden.

Waktu bagi politik adalah investasi

Politik bukan pekerjaan sesaat namun pekerjaan yang penuh strategi dan waktu yang panjang. Jokowi punya waktu efektif dalam masa kerja saat ini. Contoh, tahun 2024 adalah masa akhir jabatan presiden. Jauh sebelum tahun 2024 bisa jadi tim kerja yang tergabung dalam timnya akan lakukan akselerasi terkait kepentingannya masing-masing dengan mengendarai partai politik yang sudah ada. 

Upaya maksimal konsentrasi tim kerja akan mengendur karena terpecah konsentrasi untuk penguatan dan konsolidasi jelang pilpres 2024. Sebut saja waktu efektif bergerak parpol siapkan jagonya di tahun 2021 atau 2022 sisanya aktivasi lapangan hingga 2024. Jokowi cermat pastinya membaca hal ini dan terpikir untuk bisa menggandeng mitra solid agar mulus jalankan roda dan program yang sudah ditetapkan sampai 2024 dan HRS bisa jadi pilihan.

HRS akan matang menakar kondisi yang sedang terjadi selain tetap terus menjalankan aktifitasnya di keseharian sebagai penebar pesan positifnya. Jokowi tak perlu sungkan ketika ada pesan terurai tentang rekonsiliasi. Entah rekonsiliasi untuk apa lagi karena dianggap tak ada permasalahan apa-apa. Di tengah proses bangunan komunikasi tak terlihat pasti ada komunikasi lain yang ingin dibangun.

Semua biasa dalam proses politik dalam proses penyatuan. Ada yang tak biasa dan hal ini tentunya menyangkut komunikasi permukaan di mana pro kontra masing-masing pendukung akan saling menebar ketidak setujuannya. Kondisi ini bisa dilihat dari adanya kekecewaan atas ex pendukung Prabowo (baca; pemilih) yang tak menduga hasil akhir dari Pilpres 2019 terjadi 'rekonsiliasi'.

Bahasa politik bisa seperti bahasa kalbu yang tahu rasa adalah yang memainkannya. Tinggal instrumen pengiring coba memenuhi hasrat dengan irama yang sesuai dengan nada politik harmoni walau hanya sesaat. Jika terjadi langkah rekonsiliasi bisa jadi efek yang terjadi lebih besar dari apa yang Prabowo lakukan dengan merapat ke pemenang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun