Ia sedang pergi menuju kesedihan
Belanja luka dan bumbu perih di dada
Disana ia bertemu dengan bahagia namun tidak bisa membelinya
Lalu ia pindah ke lapak air mata
Menimang nimang kesedihan dengan teliti agar tak salah membeli
"Air mata sepanjang malam berapa harganya?" Ia bertanya pada penjual luka
"Air mata ini mahal harganya, jika jatuh kau akan merasakan kepedihan luar biasa"
Ia menawar air mata dengan kenangannyaÂ
Namun penjual berkutat dengan harga mahalnya
Lalu ia pulang tanpa membawa air mata dan kekosongan didalam dada
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!