Champions League is back, anthem liga termahsyur se-benua biru itu pun kembali bergema malam tadi waktu Indonesia. Setelah sukses dengan format baru yang terbukti lebih menarik, kali ini gebrakan datang dengan jam Kick Off yang hadir lebih awal yakni pukul 23.45 waktu Indonesia. Dengan kick off yang dimajukan, UEFA berharap laga-laga Liga Champions lebih bisa dinikmati secara global dan menaikkan potensi pendapatan dari hak siar penayangannya yang eksklusif.
Parade dan Kejutan hari perdana
Total ada 6 laga yang tersaji di hari perdana fase liga. Beberapa diantaranya bertajuk Big Match, mulai dari duel sengit Arsenal-Bilbao, Juventus-Dortmund, Madrid-Marseille, Spurs-Villarreal, Benfica-Qarabag, dan PSV-Union Saint-Gilloise.
Beberapa klub yang memang diunggulkan memenuhi ekspetasi layaknya Madrid, Arsenal, hingga Spurs yang mampu mengamankan tiga angka. Sedangkan duel sengit di Turin harus berkesudahan 4-4 dengan Lloyd Kelly menyelamatkan muka si nyonya tua dari kekalahan di detik-detik akhir injury time babak kedua. Di sisi lain, Qarabag secara tak terduga menggilas Benfica 3-2 dengan comeback sensasionalnya juga di sepuluh menit terakhir laga.
Raksasa yang terbangun dari Brussel menikmati debutnya
Kejutan tak berhenti disitu, Union Saint-Gilloise, mungkin menjadi nama yang cukup asing bagi pecinta sepakbola Eropa. Dari Belgia, kita mungkin familier dengan nama-nama tenar seperti KRC Genk, Club Brugge, hingga Royal Antwerp yang kerap menjadi langganan kompetisi elit benua biru, namun malam tadi kita melihat jagoan baru melenggang dengan percaya diri dan mampu mencuri tripoin dari jawara Belanda, PSV Eindhoven dengan skor meyakinkan 3-1 lewat sumbangsih penalti Promise David, aksi individu Anouar El Hadj dan ditutup oleh Kevin Mac Allister yang mampu memanfaatkan kemelut selepas eksekusi bola mati.
Sejujurnya Royale Union Saint-Gilloise (atau sebut saja USG), datang sebagai juara bertahan Belgian Pro League musim lalu. Uniknya gelar musim lalu merupakan yang pertama setelah terakhir kali angkat trofi pada tahun 1935, cukup lama, bahkan sebelum perang dunia kedua dimulai. Sejak musim 2021/2022, USG menjadi kuda hitam dan mampu merangsek naik baik pada fase liga maupun pada babak final Belgian Pro League, seminimal mungkin klub yang berdiri sejak 1897 ini bertengger di posisi ketiga babak final liga hingga meraih puncaknya pada musim lalu, meruntuhkan dominasi tim-tim reguler seperti Club Brugge hingga Royal Antwerp. Kombinasi kemampuan tactical Coach Sebastien Pocognoli, produktif nya duo striker Ivanovic dan Promise David, serta impresifnya kiper anthony morris dengan segala cleansheet disinyalir menjadi senjata kuat mereka untuk tampil gemilang hingga hari ini.
Menatap Potensi besar di Kompetisi Eropa