Mohon tunggu...
Awaludin Rauf Firmansyah
Awaludin Rauf Firmansyah Mohon Tunggu... Teknisi - Educate Yourself - Penggemar Sepak Bola, Sejarah, dan Seni

Just Sharing

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

The Velvet Blue

7 Agustus 2023   04:27 Diperbarui: 7 Agustus 2023   06:00 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi | wallpaperflare.com

Alkisah dalam suatu masa, seorang pemuda dari pesisir utara, berlari ketakutan melihat gerombolan perompak yang turun ke darat. Pemuda berambut tipis ini lantas bersembunyi di sisi selatan tempat pelelangan ikan. Sambil terduduk bersimpuh dalam hening, ia mendengar sayup sayup suara perompak yang memang sedang mengincar seorang pemuda yang tak lain dan tak bukan ialah ia sendiri, sang pangeran dari Dinasti Aswan. Usut punya usut Pangeran ini pergi, sengaja pergi meninggalkan hegemoni kerajaan yang berisik dan tanpa makna. Maksud hati ingin menepi pun kandas, dirinya menjadi incaran berkat seruan sang ayah, yang tak henti mencarinya. Sehempas inspirasi  dating menyertainya, eureka !! Ketika dalam sebungkus ramen instan yang menampakkan kokohnya gunung fuji di negeri matahari terbit, dengan spontan sang pemuda pun memutuskan pergi merantau, pergi ke latar yang tinggi, menjauh, berdikari, mengasingkan diri.

Pada garis waktu yang sama, di Distrik Ikarus, daerah dengan teknologi semi muta-akhir nya, seorang gadis sedang terisak melihat robot telah menemaninya sedari muda, tergeletak tak bergerak, usut punya usut, robot Circa model pertama dan satu-satunya ini mengalami malfungsi sesaat setelah menyelamatkan seorang pengantar pizza entah kenapa terjerembab ke dalam parit. Penduduk sekitar yang melihat momen tersebut pun mencoba menenangkan si gadis. Dengan raut wajah sedih, sang gadis berujar bahwa robot kesayangan pemberian pamannya ini adalah yg terakhir pada versinya dan tak ada sparepart lagi di pasaran apabila rusak. Penduduk yang faham pun menyarankan sang gadis untuk pergi ke berkonsultasi tuan Akasia, spesialis dalam perawatan robot. Ia pun menyanggupi dan dengan sekuat tenaga membopong robotnya menuju sisi barat distrik. Ketika sampai di rumah tuan akasia, dengan sigap lelaki parubaya ini memeriksa robot tersebut. "Robot ini memiliki sedikit harapan untuk pulih lagi nak". Sontak gadis ini pun menangis dan membuat akasia harus menenangkannya. Pria ini mencoba  membuka-buka referensi dan dia pu teringat bahwa sejatinya robot ini bisa pulih dengan memerlukan bantuan sebuah ramuan kimia yang dapat memacu lonjakan energi untuk kembali menghidupkan ulang robot. Akasia sebenarnya skeptis karena sejatinya belum pernah ada yang mencobanya namun ia pun menyarankan sang gadis untuk pergi ke puncak Minerva untuk mencari bahan ramuan tersebut
Dengan tekad yg kuat, sang gadis pun berangrkat sendirian menuju puncak Minerva, sementara robot nya harus dalam pengawasan di rumah tuan Akasia.

Selepas perjalanan selama dua hari, tibalah sang gadis di puncak Minerva. Kedatangannya pun disambut dengan raungan srigala yang memekakkan telinga. Sang gadis mencoba mencari perlindungan berharap ada penduduk setempat yang lewat. Hari semakin gelap, dengan perbekalan seadanya sang gadis pun mencoba mencari tempat menetap di salah satu gua. Selang beberapa saat rasa takutnya membuncah tatkala ada kawanan Hyena yg masuk ke gua tempat dia akan beristirahat. Sang gadis mencoba berlari namun kakinya terantuk dan terjatuh. Hyena semakin mendekat, dan membuat sang gadis ketakutan setengan mati. Tak kuasa, tiba-tiba ada Cahaya datang dibelakangnya, menyeruaklah seseorang gagah berani membawa obor dan dengan sigap menghalau sekawanan hyena tersebut. Tak dinyana gadis tersebut diselamatkan oleh sang pemuda berambut tipis, yang tak lain dan tak bukan adalah sang pangeran yang juga telah sampai di Minerva, tujuannya untuk mengasingkan diri.

ilustrasi | d-infinity.net
ilustrasi | d-infinity.net

Sang pangeran terheran mengapa bisa bertemu seorang gadis di Minerva yg sebelumnya terkenal akan minimnya kehidupan manusia. Selepas tenang, sang gadis memperkenalkan diri serta menunjukkan identitasnya. Di kartu Namanya, tertulis Amri. Nama yg bagus, celetuk sang pemuda. Setelah beberapa saat sang gadis pun menceritakan semua maksud dan tujuannya pergi ke Minerva. Sang pemuda pun awalnya heran dan ragu, namun melihat sang gadis yang dirasa masih rawan apabila berjalan sendirian, pangeran pun memutuskan untuk menemani sang Amri. Keesokan harinya perjalanan mencari ramuan pun dimulai. Dengan wajah sumringah sang gadis pun segera bergegas menyeribak hutan belantara ditemani pemuda tadi yang berjalan dibelakangnya.

Waktu pun menjelang larut, keduanya baru mendapatkan satu bahan untuk ramuan yakni rempah tarupala, yang didapatkan dengan susah payah pada tebing agak landai di dekat sungai. Mereka pun beristirahat sejenak di atas tebing, melihat dari ketinggian dan terlihat alam yang begitu asri, tidak seperti Ikarus yang penuh polusi.

Setelah berbincang agak lama, sang gadis terhenyak, kertas berisi daftar barang apa saja yg harus dicarai sebagai bahan ramuan kimia hilang. Sang gadis mulai panik, pemuda di sebelahnya pun hanya diam dan tersenyum tipis, dengan sedikit tertawa sang pemuda pun menenangka dan beujar bahwa ia telah mengingat semuanya, dan telah menuliskannya pada sebuah buku. Penyataan ini membuat sang gadis terkejut. Sambil mengamati indahnya senja yang mulai berakhir, sang pemuda yang berada di sampingnya pun mengeluarkan bukunya. Sebuah buku yang menjelaskan semuanya dan kemudian gilirannya ia berucap.

- bersambung

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun