Mohon tunggu...
AVINDA  ASYARO  TAGHSYA
AVINDA ASYARO TAGHSYA Mohon Tunggu... -

Sampoerna Academy

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Pancaran Cahaya Sang "Bidadari Surga"

26 Februari 2018   21:44 Diperbarui: 16 Maret 2018   11:04 532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam kutipan di atas Dalimunte memberanikan diri mengusulkan idenya di depan warga meski tidak semua warga bisa menerima penemuannya itu. Sangat sulit untuk menyakinkan warga, akhirnya berkat bantuan Kak Laisa, usul dari Dalimunte bisa di terima oleh warga. Kemudian, selang beberapa hari akhirnya para warga dengan pimpinan Dalimunte dan Kak Laisa pun gotong royong membuat kincir air tersebut. Kincir air telah berhasil di buat dan para warga pun menjadi berkembang. Tak hanya sebatas itu kecerdasan dan kerja keras Dalimunte. Ketika dia sudah besar dan berpendidikan, dia memulai membuka penelitian kembali akan hal yang bernafaskan islam. Profesor hebat itu menjadi terkenal dengan penelitiannya yang membuktikan bahwa bulan memang terbelah.

Kutipan berikut adalah penjelasan sosok moderator akan tokoh Dalimunte akan penelitiannya di depan para hadirin:

"Inilah jurnal ilmu-pengetahuan terkemuka di dunia.... Lihatlah edisi bulan ini, edisi terbaru! Terpaksa menurunkan laporan tidak lazim, utuh sebanyak 49 halaman, hmm, itu bisa dibilang hampir seperempat tebal majalah ini.... Kenapa saya sebut tidak lazim? Karena laporan ini sungguh tak biasa bagi banyak ahli fisika yang kebanyakan sekuler. Apalagi untuk konsumsi publik di negara-negara Barat sana. Judul penelitiannya adalah: 'Pembuktian Tak Terbantahkan Bulan Yang Pernah Terbelah'. Kepala-kepala menyeruak. Berebut ingin melihat lebih jelas. (pdf hal.3)

Setelah penelitian tersebut, Dalimunte membuat kekagetan lagi dengan penelitiannya dengan Badai Ekktromagnetik Antar Galaksi menjelang hari kiamat...."

"....Oleh apa kita akan kehilangan ilmu pengetahuan dan berbagai teknologi canggih tersebut? Kemana menguapnya akumulasi ilmu pengetahuan yang hebat itu? Inilah poin terpenting penelitian Badai Etektromagnetik Antar Galaksi yang akan menghantam planet ini sebelum hari kiamat. Yang membuat berbagai peralatan elektronik, listrik, dan kemajuan teknologi lainnya seolah 'membeku', tidak berfungsi lagi. Mati---"(pdf hal.7)

Berbeda dari Dalimunte yang cerdas, alim, nurut dengan sang Mamak dan Kak Laisa, sang adik Ikanuri dan Wibisana bagaikan kuku dengan inainya. Apa yang dilakukan Ikanuri pasti diikuti oleh Wibisana meskipun hal itu buruk. Suka membolos, jahil, dan membangkang adalah sifat mereka ketika kecil.

Berikut adalah contoh kutipan sikap Ikanuri dan Wibisana ketika kecil:

"Kami tidak mau pulang. Tidak mau. Kau bukan Kakak kami, kenapa pula kami harus menurut!"  Ikanuri mendesis tak kalah galak. Wajah anak berumur sepuluh tahun itu mengeras.(pdf hal.42)

Kutipan di atas terjadi ketika para warga tengah sibuk membuat kincir sedangkan mereka tidak diketahui keberadaannya. Sang Mamak kemudian menyuruh Kak Laisa untuk mencarinya. Setelah sekian lama mencari, Kak Laisa masih belum menemukannya dan ketika Kak Laisa sudah putus asa dan ingin kembali ke tempat pembuatan kincir, Kak Laisa melihat sesuatu yang aneh dengan pohon mangga milik Wak Burhan. Ternyata Ikanuri dan Wibisana ada di sana. Mereka takut ketahuan mencuri oleh Kak Laisa dan akhirnya terjatuh. Sekian lama berdebat, akhirnya Kak Laisa menyuruh mereka untuk pulang namun dua sigung nakal itu tidak mau mengikuti perintah kakaknya itu.

Namun, akhirnya mereka tersadar dan tumbuh menjadi anak yang sayang dengan kakaknya sejak kejadian harimau di Gunung Kendeng waktu itu.

Ikanuri langsung bersimpuh, gemetar menciumi tangan Kak Laisa, Wajahnya buncah sudah oleh rasa sesal. Dan dia seketika menangis--- "Maafkan Ikanuri.... Sungguh maafkan Ikanuri, Kak Lais.... Maafkan Ikanuri yang dulu selalu bilang Kak Laisa bukan kakak kami--- ?" Dan Ikanuri tersungkur sudah. Tersedu.     Padahal saat itu Kak Laisa masih tertidur.(pdf hal.115)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun