"Kamu kenapa nggak ngelawan sih?"
"Kalau kamu diam aja, berarti kamu kuat dong?"
Kalimat-kalimat seperti ini sering terdengar, seolah menjadi pembenaran bagi mereka yang melihat dari luar. Padahal kenyataannya, diam bukanlah simbol kekuatan. Diam sering kali menjadi pilihan terakhir dari orang-orang yang terlalu sering disakiti, dipermalukan, dan dijatuhkan baik lewat kata-kata maupun tindakan.
Perundungan atau lebih dikenal dengan sebutan "Bullying" adalah tindakan agresif yang dilakukan secara sengaja dan berulang-ulang untuk menyakiti seseorang, baik secara fisik, verbal, sosial, maupun digital (cyberbullying).
Bullying bisa terjadi di mana saja: sekolah, tempat kerja, lingkungan rumah, bahkan dunia maya.
Dan bullying bukan hanya soal pukulan atau dorongan. Kadang, bullying hadir lewat bisikan, candaan yang menyakitkan, hingga tatapan merendahkan. Korbannya mungkin masih tersenyum, tetap datang ke sekolah, tetap membalas pesan. Tapi dalam hati, mereka retak.
"Mengapa Banyak Korban Memilih Diam?"
Karena ketika mereka bicara, tidak ada yang benar-benar mendengar.
Banyak dari mereka memilih diam bukan karena mereka kuat, tapi karena merasa tidak punya pilihan lain. Tidak semua orang bisa melawan. Tidak semua orang punya tempat aman untuk bercerita.
Dan itu menyakitkan.
"Mengapa Kita Harus Mendengar Mereka?"