Sebagaimana kita tahu bahwa negara yang pertama kali mengakui kemerdekaan Israel adalah Amerika Serikat. Di saat dunia internasional masih perlu diskusi untuk menengahi sengketa kekuasaan di wilayah tersebut pasca runtuhnya Turki Utsmani, Amerika Serikat selalu berada di baris terdepan untuk membela kepentingan Israel. Mengapa dengan mudahnya mengabaikan hak hidup rakyat Palestina yang sudah turun-temurun tinggal di wilayah tersebut?
Akibat penyataan sepihak mereka atas Yerusalem, setidaknya sudah dua orang Palestina terbunuh dalam demonstrasi menolak keputusan itu. Ratusan orang lain terluka, dan ditahan oleh pihak keamanan Israel.Â
Klaim Donald Trump yang mengatakan bahwa Israel berhak mendapatkan pengakuan atas kekuasaannya di Yerusalem karena terbukti menjaga perdamaian dan demokrasi di kota suci itu, justru bertentangan dengan keadaan yang ada.Â
Situasi Yerusalem semakin tidak kondusif dan pasukan keamanan Israel bahkan berperilaku kasar terhadap pendemo yang kata Trump "demokratis''.Â
Dalam hal ini, Amerika Serikat seolah-olah tidak mengindahkan solusi pemimpin negara lain, tidak mau diskusi bersama PBB dan bahkan tidak mengakui keberadaan otoritas Palestina.
Seperti dalam isi pidatonya, presiden Donald Trump tidak menyebut sekali pun kata ''Palestine''. Dia hanya menyebut ''Palestinians'' yang berarti hanya orang-orang Palestina tanpa adanya kedaulatan.
Lihat analisisnya dalam video ini:Â
Kini bendera Palestina sudah dilarang berkibar di Yerusalem Timur. Pasukan keamanan Israel bahkan berkeliling untuk mencabut bendera-bendera Palestina dan menangkap siapa saja yang memakai atribut Palestina.
Eksistensi Palestina semakin pudar