Mohon tunggu...
Auliya Ahda Wannura
Auliya Ahda Wannura Mohon Tunggu... Penulis

Seorang Penulis freelance dan solo traveler.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengapa Pantai Selatan Disebut Lautan yang Tak Bersahabat?

11 September 2025   15:02 Diperbarui: 11 September 2025   15:14 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : Auliya Ahda Wannura

Mengapa Pantai Selatan Disebut Lautan yang Tak Bersahabat?

 

Pantai Selatan Jawa adalah salah satu garis pantai terpanjang dan paling memesona di Indonesia. Dari Cilacap di Jawa Tengah, Drini di Yogyakarta, hingga pantai-pantai di Gunung Kidul yang berpasir putih dan dikelilingi tebing karst, pesonanya sering kali membuat wisatawan jatuh hati. Hamparan pasir keemasan, birunya air laut, dan debur ombak yang tiada henti menjadi panorama yang sukar dilupakan.

Namun, di balik keindahan itu tersimpan sebuah fakta yang tidak bisa diabaikan, karena laut selatan sering disebut sebagai "lautan yang tak bersahabat".

Sebutan ini bukan sekadar mitos atau cerita rakyat yang dikaitkan dengan legenda Nyai Roro Kidul. Istilah itu lahir dari realitas ilmiah yang berkaitan dengan geografi, oseanografi, dan dinamika laut Samudra Hindia yang langsung bersentuhan dengan pesisir selatan Jawa.

Untuk memahami mengapa laut ini begitu ganas, kita perlu menelusuri faktor-faktor fisik yang menjadikannya berbeda dari laut di sisi utara Jawa.

Pesona Pantai Selatan: Indah, Eksotis, dan Menawan

Pantai Selatan Jawa menawarkan lanskap yang sangat beragam. Di Cilacap, misalnya, terdapat Pantai Teluk Penyu yang ikonik serta Pulau Nusakambangan yang menjulang kokoh. Sementara itu, di Yogyakarta kita menemukan Pantai Drini, yang unik karena memiliki pulau karang kecil di tengah laut.

Lebih ke timur, deretan pantai di Gunung Kidul seperti Pantai Indrayanti, Baron, Kukup, dan Pok Tunggal menampilkan pasir putih bersih yang jarang ditemui di pantai utara.

Keindahan ini terbentuk karena kombinasi geologi dan oseanografi. Wilayah karst di Gunung Kidul menghasilkan gua-gua pantai serta sumber mata air tawar yang mengalir ke laut.

Sementara proses abrasi jangka panjang membentuk tebing-tebing terjal yang menjadi ikon fotografi wisatawan. Dari sisi visual, pantai selatan jelas menyaingi pantai-pantai eksotis dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun