Mohon tunggu...
Sosbud

Berhenti Bilang "Dasar Baper", Biasakan Bilang "Maaf"

16 Mei 2018   21:21 Diperbarui: 16 Mei 2018   21:23 1210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: muhsinlabib.com

Seiring berjalannya waktu ada banyak hal yang telah berubah. Beberapa tahun belakangan ini, kata 'baper' sudah menjadi kata yang sering diungkapkan oleh anak-anak muda Indonesia jaman sekarang, termasuk diri saya sendiri.

"Yaelah gitu aja baper".

"Becanda kali. Baper banget sih lo".

Kalimat diatas adalah salah satu kalimat yang sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari.

Kata "Baper" digunakan mulai dari hanya tulisan di media sosial, personal chat, bahkan dalam percakapan sehari-hari. Sebenarnya apa itu "baper"? Baper adalah singkatan dari bawa perasaan. Kata baper ini sering kita sematkan pada orang yang sensitif atau mudah tersinggung dalam menyikapi sesuatu atau menanggapi sesuatu dengan terlalu serius dan dimasukkan ke hati.

Disadari atau tidak, setelah muncul kata baper kita jadi kurang peka dan kurang peduli terhadap perasaan orang lain, jadi tidak sensitif ketika kita membuat orang lain tidak nyaman. 

Selain itu, kalau sedikit-sedikit disebut baper, semua orang akan bebas melakukan apa saja tanpa memedulikan orang lain. Padahal menjaga perasaan seseorang itu sangat penting. Ngomong maaf gak sesulit yang dibayangin kok. 

Jangan pernah gengsi untuk bilang maaf karena kita juga manusia yang punya perasaan untuk dihargai. Ingat, meminta maaf adalah bentuk penyembuhan harga diri dan memberikan kesempatan orang lain untuk memaafkan. Selain itu, meminta maaf mengobati hubungan yang ada.

Hati setiap orang berbeda-beda

Kita nggak pernah tahu isi hati dan perasaan seseorang dan kita juga nggak bisa selalu menganggap yang keluar dari mulut kita itu benar dan nggak nyakitin beberapa pihak. Setiap orang itu berbeda. Stop comparing them to yourself. We're different.

Persepsi setiap orang berbeda-beda

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun