Mohon tunggu...
Aulia Zaneta
Aulia Zaneta Mohon Tunggu... Siswa SMA

Memasak, Menghitung

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Informasi di Media Sosial? "Hoax atau Fakta"

15 September 2025   15:15 Diperbarui: 15 September 2025   15:15 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang wanita membaca berita (Sumber : AI)

Hoax itu sebenarnya nggak jauh beda sama kabar bohong yang sengaja dibuat biar orang percaya padahal faktanya nggak ada. Biasanya dibungkus rapi seolah-olah benar, lengkap dengan judul heboh, gambar meyakinkan, atau kalimat yang bikin orang penasaran. Masalahnya, di era media sosial kayak sekarang, berita palsu gampang banget nyebar. Satu orang salah share, lalu diteruskan banyak orang tanpa cek dulu kebenarannya. Akhirnya hoax bisa bikin orang panik, salah paham, bahkan sampai menimbulkan konflik.

Survei dari Katadata Insight Center (KIC) bareng Kementerian Kominfo dan gerakan literasi digital SiBerkreasi nunjukin kalau 30% sampai hampir 60% masyarakat Indonesia pernah kena paparan hoax. Tapi yang bisa sadar dan tahu kalau itu nggak benar cuma sekitar 21% sampai 36% aja. Artinya, banyak orang masih gampang terkecoh. Apalagi kalau isunya soal politik, kesehatan, atau agama. Tiga topik ini memang gampang banget bikin orang terbawa emosi. Misalnya, waktu pandemi dulu, banyak banget hoax soal vaksin yang bikin masyarakat ragu bahkan takut.

Terus, gimana caranya biar kita nggak gampang kejebak?

Pertama, biasakan cek sumber berita. Jangan asal percaya cuma karena ada di grup WhatsApp keluarga atau timeline media sosial. 

Kedua, pikir dulu sebelum nge-share. Kalau masih ragu, lebih baik berhenti di kita aja. 

Ketiga, coba belajar literasi digital. Nggak perlu rumit, cukup tahu ciri-ciri hoax, gimana cara kerja media sosial, dan mana akun yang bisa dipercaya. 

Terakhir, kalau nemu berita yang jelas-jelas hoax, manfaatkan fitur report di aplikasi atau lapor ke pihak berwenang.

Hoax di media sosial bukan cuma bikin salah paham, tapi juga bisa merusak kepercayaan masyarakat. Selama orang-orang masih gampang percaya tanpa cek, hoax bakal terus ada. Makanya, kita semua harus lebih waspada. Kalau tiap individu mau sedikit lebih hati-hati dan nggak gampang termakan provokasi, rantai hoax bisa terputus. Bayangin kalau media sosial kita penuh informasi yang sehat dan bermanfaat, pasti suasananya lebih adem dan bikin maju bareng-bareng.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun