Mohon tunggu...
Aulia Putri Adela
Aulia Putri Adela Mohon Tunggu... Undergraduate Economics of Law Student at UIN Raden Intan Lampung

Mahasiswa aktif semester 4 jurusan S1 Hukum Ekonomi Syariah di UIN Raden Intan Lampung. Aktif di organisasi mahasiswa seperti Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Syariah, dan organisasi eksternal Arunika. Saya merupakan pribadi yang mudah beradaptasi, dapat bekerja di dalam tim, dan komunikatif.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Fleksibilitas Hukum Islam pada Era Modern

24 April 2025   09:04 Diperbarui: 24 April 2025   09:04 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Fleksibilitas hukum Islam di era modern, terutama dari perspektif ushul fiqh kontemporer, menunjukkan kemampuan hukum Islam untuk beradaptasi dengan perubahan sosial, budaya, dan teknologi. Ushul fiqh, sebagai ilmu yang membahas metode penetapan hukum, memberikan landasan bagi para cendekiawan Muslim untuk merespons tantangan zaman dengan cara yang relevan dan kontekstual.

Dalam konteks modern, hukum Islam tidak lagi dipandang sebagai sistem yang kaku dan statis. Sebaliknya, banyak ulama dan pemikir Islam yang berusaha untuk menginterpretasikan teks-teks klasik dengan pendekatan yang lebih dinamis. Ini termasuk penggunaan prinsip-prinsip seperti maslahah (kepentingan umum) dan istihsan (preferensi hukum) yang memungkinkan penyesuaian hukum sesuai dengan kebutuhan masyarakat saat ini. Salah satu contoh nyata dari fleksibilitas ini adalah dalam isu-isu ekonomi, seperti perbankan syariah dan asuransi syariah. 

Dalam hal ini, ushul fiqh memberikan ruang bagi inovasi dan pengembangan produk yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, sambil tetap memenuhi kebutuhan masyarakat modern. Hal ini menunjukkan bahwa hukum Islam dapat berfungsi secara efektif dalam konteks ekonomi global yang terus berubah. Selain itu, isu-isu sosial seperti hak perempuan dan perlindungan anak juga menjadi fokus perhatian dalam kajian ushul fiqh kontemporer. Banyak ulama yang berusaha untuk menafsirkan ulang teks-teks klasik untuk mendukung kesetaraan gender dan perlindungan hak-hak anak, yang merupakan nilai-nilai universal yang diakui di seluruh dunia. 

Ini menunjukkan bahwa hukum Islam dapat beradaptasi dengan nilai-nilai kemanusiaan yang lebih luas tanpa mengorbankan prinsip-prinsip dasarnya. Namun, tantangan tetap ada. Beberapa kalangan konservatif mungkin menolak perubahan dan berpegang pada interpretasi tradisional yang dianggap lebih otentik. Oleh karena itu, penting bagi para cendekiawan untuk terus berdialog dan mencari titik temu antara tradisi dan modernitas. Fleksibilitas hukum Islam harus diimbangi dengan pemahaman yang mendalam tentang konteks sosial dan budaya di mana hukum tersebut diterapkan. Secara keseluruhan, fleksibilitas hukum Islam di era modern, dilihat dari perspektif ushul fiqh kontemporer, menunjukkan bahwa hukum Islam tidak hanya relevan tetapi juga mampu memberikan solusi bagi tantangan-tantangan yang dihadapi masyarakat saat ini. Dengan pendekatan yang inklusif dan adaptif, hukum Islam dapat terus berkontribusi dalam menciptakan keadilan dan kesejahteraan bagi umat manusia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun