Mohon tunggu...
Aulia
Aulia Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas

Menulis untuk kesenangan dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Mumpung Lagi Ramadan, Yuk Kenali Beragam Motif Sarung Nusantara dan Filosofinya

4 April 2024   07:22 Diperbarui: 4 April 2024   07:54 629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memakai sarung merupakan potret keseharian banyak orang di Indonesia. Memakai sarung di Indonesia memang didominasi oleh orang Islam tetapi mereka yang non muslim pun tidak jarang memakainya.

Pada zaman kemerdekaan banyak para pemimpin pergerakan perlawanan mengenakan sarung sebagai simbol perlawanan terhadap penjajah Belanda. Kebiasaan ini diikuti oleh para pejuang lainnya.

Bagi seorang muslim sarung sudah menjadi identik dengan pakaian salat. Tetapi bagi non muslim sarung seperti pakaian harian yang bisa kita temukan di berbagai daerah seperti di Bali.

Mengembangkan industri batik sebagai pendukung utama sarung dengan lebih efisien adalah langkah strategis yang sangat diperlukan. Adopsi motif tradisional dan motif kekinian menjadi topik menarik untuk menjaga agar sarung dengan motif khasnya bisa bertahan di pasar nasional dan global.

Hal ini perlu dilakukan untuk tetap memahami dan menghargai nilai-nilai budaya yang terkandung dalam setiap motif batik.


Melestarikan batik tradisional adalah tanggung jawab bersama untuk menjaga identitas dan kekayaan budaya Indonesia.

Sarung, sebagai salah satu jenis pakaian tradisional di Nusantara, memiliki kekayaan budaya yang membedakannya dari budaya lain di dunia.

Setiap motif sarung mengandung makna filosofis yang mendalam, mencerminkan sejarah, kepercayaan, dan kebijaksanaan masyarakat setempat.

Dalam eksplorasi tentang beragam motif sarung Nusantara, kita dapat melihat betapa kaya dan beragamnya warisan budaya Indonesia. Dari Sumatera hingga Jawa, setiap daerah memiliki ciri khasnya sendiri dalam motif dan makna filosofis sarungnya.

Beragam motif batik dan makna filosofinya

Berikut adalah contoh dan uraian dari beberapa motif sarung berbasis teknologi batik di Indonesia. Karena ini kalau ditulis lengkap akan sangat panjang sekali.

Screen shoot https://www.serusriwijaya.com/product/253
Screen shoot https://www.serusriwijaya.com/product/253

1. Motif Batik Palembang

Motif batik Palembang adalah salah satu yang paling khas dan dihormati di Indonesia. Salah satu motif yang paling terkenal adalah motif bunga teh. Bunga teh adalah simbol keindahan alam dan keberuntungan dalam budaya Palembang. Dengan warna-warna cerah dan garis-garis yang halus, motif bunga teh menunjukkan kehalusan dan keanggunan.

Selain motif bunga teh, batik Palembang juga terkenal dengan motif Lasem. Motif ini mengikuti tradisi Islam dan menggunakan ornamen geometris dan kaligrafi Arab.

Meskipun lebih sederhana dalam desainnya, motif Lasem memiliki makna filosofis yang dalam, mengingatkan pemakainya untuk selalu menjaga keindahan dan kedinamisan dalam hidup.

Tidak kalah menarik adalah motif songket, yang merupakan campuran benang emas dan perak dengan benang sutra. Motif songket tidak hanya menampilkan kekayaan budaya, tetapi juga menunjukkan keabadian.

Dengan kerumitan desain dan kemegahan warna, motif songket menjadi pilihan yang populer untuk acara-acara adat dan resmi di Palembang.

2. Motif Batik Sumatera Utara

Motif batik Sumatera Utara sangat dipengaruhi oleh kehidupan sehari-hari dan kepercayaan lokal. Motif gorga Batak Simeol-meol, misalnya, menggambarkan bentuk sulur tanaman dengan ornamen simetris dan warna kontras yang mencolok.

https://venuemagz.com/wp-content/uploads/2019/12/Foto-1_Kain-Ulos_Desa-Meat_venuemagz_MG_6236-800x533_c.jpg
https://venuemagz.com/wp-content/uploads/2019/12/Foto-1_Kain-Ulos_Desa-Meat_venuemagz_MG_6236-800x533_c.jpg

Motif ini memiliki makna filosofis yang dalam, melambangkan kebahagiaan dan harapan akan keturunan yang banyak, serta doa untuk keselamatan keluarga.

Sementara itu, motif gorga Dalihan Natolu merupakan simbol dari konsep kehidupan bermasyarakat di Batak, yang terbagi menjadi tiga kelompok: hula-hula (kelompok pemberi istri), dongan tubu (kelompok marga sendiri), dan boru (kelompok penerima istri). Motif ini menekankan pentingnya pertalian darah dan hubungan keluarga besar yang harmonis dalam kehidupan masyarakat Batak.

Tidak ketinggalan, motif gorga Boraspati (Karo) menggambarkan hewan reptil berupa kadal dengan detail yang rumit. Motif ini melambangkan harapan akan kehidupan yang sejahtera dan nilai-nilai kultural yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Karo.

Dengan garis-garis yang rumit dan warna yang khas, motif gorga Boraspati menjadi bagian tak terpisahkan dari kekayaan budaya Sumatera Utara.

3. Motif Batik Jawa

Motif batik Jawa telah menjadi salah satu yang paling terkenal di Indonesia, dengan beragam corak yang mencerminkan kekayaan budaya Jawa. Salah satu motif yang paling terkenal adalah motif parang rusak, yang menggambarkan ombak di laut selatan Yogyakarta. Dengan garis-garis yang tegas dan rapi, motif ini melambangkan semangat yang pantang menyerah dalam menghadapi rintangan hidup.

https://images.tokopedia.net/img/cache/700/VqbcmM/2022/11/24/4df16aab-cb7e-42b8-8d4a-c0d00bdb87b3.jpg
https://images.tokopedia.net/img/cache/700/VqbcmM/2022/11/24/4df16aab-cb7e-42b8-8d4a-c0d00bdb87b3.jpg

Motif kawung juga sangat populer di Jawa, melambangkan rezeki melimpah dan keberuntungan. Motif ini sering digunakan dalam acara pernikahan dan ritual adat sebagai simbol keberagaman dan persatuan dalam perbedaan. Dengan pola empat pucuk daun kawung yang melambangkan empat penjuru mata angin, motif kawung menjadi pilihan yang populer untuk berbagai kesempatan di Jawa.

4. Motif Sarung Minangkabau

Sarung Minangkabau memiliki keunikan tersendiri dalam motif dan makna filosofisnya. Sebagai bagian dari warisan budaya Minangkabau yang kaya, motif sarung ini mencerminkan kebijaksanaan, keberanian, dan keagungan adat istiadat Minangkabau. Berikut beberapa contoh motif sarung Minangkabau beserta makna filosofisnya:

Screen shoot https://shp.ee/miz71z6
Screen shoot https://shp.ee/miz71z6

Motif Saluak Balago: Motif ini menggambarkan hutan rimba dengan daun-daun lebat dan binatang-binatang liar seperti harimau atau gajah. Makna filosofisnya melambangkan keberanian dan keteguhan hati dalam menghadapi tantangan hidup di alam liar.

Motif Sisiran Sada Bana: Motif ini menampilkan pola garis-garis yang bersilangan, mirip dengan sisir. Makna filosofisnya adalah tentang kebersamaan dan kerja sama antaranggota masyarakat Minangkabau dalam membangun kehidupan yang sejahtera.

Motif Simpuruik Balapasuang: Motif ini menggambarkan pohon kelapa yang subur dengan buah kelapa yang melimpah. Makna filosofisnya adalah tentang kelimpahan rezeki dan keberuntungan dalam kehidupan sehari-hari.

5. Motif Sarung Bugis

Sarung Bugis, yang berasal dari Sulawesi Selatan, memiliki keunikan dalam motif dan makna filosofisnya. Setiap motif sarung Bugis memiliki cerita dan makna yang mendalam, mencerminkan nilai-nilai kehidupan dan budaya masyarakat Bugis yang kaya. Berikut adalah beberapa contoh motif sarung Bugis beserta makna filosofisnya.

https://buletintekstil.com/wp-content/uploads/2022/03/WhatsApp-Image-2022-03-07-at-12.03.22-800x445.jpeg
https://buletintekstil.com/wp-content/uploads/2022/03/WhatsApp-Image-2022-03-07-at-12.03.22-800x445.jpeg

Motif Galumpang:

Uraian: Motif Galumpang merupakan motif yang menggambarkan pola geometris berulang, seperti garis-garis dan persegi panjang.

Makna filosofis: Galumpang melambangkan kestabilan, ketegasan, dan ketegasan dalam kehidupan sehari-hari. Pola geometris yang teratur menggambarkan keteraturan dan keseimbangan yang diharapkan dalam menjalani kehidupan.

Motif Elosa atau Bintang:

Uraian: Motif Elosa atau Bintang terdiri dari pola bintang yang diatur dengan simetri, sering kali dihiasi dengan hiasan-hiasan kecil di sekitarnya.

Makna filosofis: Bintang dalam motif ini melambangkan keberanian, kejayaan, dan keberuntungan. Bagi masyarakat Bugis, motif ini sering dipakai dalam acara-acara penting sebagai simbol kesuksesan dan harapan untuk masa depan yang cerah.

Motif Sombayu:

Uraian: Motif Sombayu menggambarkan bentuk seperti daun atau tanaman dengan detail yang halus dan rumit.

Makna filosofis: Sombayu melambangkan kesuburan, kehidupan yang berlimpah, dan kedamaian. Pola yang rumit mencerminkan kerumitan kehidupan yang harus dihadapi, namun juga keindahan yang tersembunyi di dalamnya.

Motif-motif ini hanya sebagian kecil dari kekayaan budaya sarung Bugis, yang memiliki banyak ragam dan variasi lainnya. Setiap motif sarung Bugis membawa cerita dan makna yang unik, mencerminkan kearifan lokal dan kebijaksanaan nenek moyang mereka.

6. Motif Sarung Aceh

Sarung Aceh memiliki kekhasan tersendiri dalam motif dan filosofinya. Daerah yang kaya akan sejarah dan budaya ini memiliki motif-motif sarung yang mencerminkan nilai-nilai keagamaan, kekuatan, dan keindahan alamnya. Berikut adalah beberapa motif sarung Aceh beserta makna filosofisnya:

Motif Geunteng:

Uraian: Motif ini terinspirasi dari alam sekitar, khususnya pohon beringin yang banyak ditemui di Aceh. Garis-garis melingkar dan cabang-cabang yang menjulang menghiasi sarung dengan detail yang memukau.

Makna Filosofis: Melambangkan kekuatan dan keteguhan hati, sebagaimana pohon beringin yang kokoh dan bertahan di tengah badai.

Motif Seuramoe Lampuan:

Uraian: Menggambarkan motif-motif geometris dan abstrak yang kompleks, sering kali disertai dengan gambar bunga atau hewan laut. Warna-warna cerah dan kontras menjadi ciri khasnya.

Makna Filosofis: Mewakili keindahan alam Aceh yang kaya dan beragam, serta keterkaitan antara manusia dengan alam sekitarnya.

Motif Hikayat Raja-raja Aceh:

Uraian: Menggambarkan kisah-kisah sejarah dan legenda para raja-raja Aceh, sering kali disertai dengan gambar-gambar tokoh dan adegan penting dalam sejarah Aceh.

Makna Filosofis: Menyampaikan kebesaran dan kejayaan kerajaan Aceh, serta menggugah rasa kebanggaan dan identitas budaya masyarakat Aceh.

Teknologi Pendukung

Dalam era modern ini, teknologi memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan dan produksi batik. Penggunaan teknologi modern seperti teknik printing, teknik pewarnaan digital, dan teknik laser cutting telah mengubah cara pembuatan batik secara signifikan. Dengan teknologi ini, produksi batik menjadi lebih cepat, efisien, dan murah, sehingga memungkinkan lebih banyak orang untuk menikmati keindahan batik.

https://konveksijogja.web.id/wp-content/uploads/2022/08/alat-tenun-gedogan.jpg
https://konveksijogja.web.id/wp-content/uploads/2022/08/alat-tenun-gedogan.jpg

Namun demikian, penting untuk tetap memahami dan menghargai nilai-nilai budaya yang terkandung dalam setiap motif batik. Meskipun teknologi dapat membantu mempercepat proses produksi, keindahan dan makna filosofis dari batik tradisional harus tetap dijaga dan dilestarikan.

Dukungan dari berbagai pihak, seperti pemerintah, pengusaha, perguruan tinggi dan masyarakat, sangat diperlukan untuk menjaga kekayaan budaya ini agar tetap hidup dan berkembang.

Penutup

Melestarikan batik tradisional adalah tanggung jawab bersama untuk menjaga identitas dan kekayaan budaya Indonesia. Batik bukan hanya sekedar kain, tetapi juga merupakan bagian dari identitas dan kebanggaan bangsa Indonesia.

Dengan melestarikan batik tradisional, kita juga melestarikan nilai-nilai luhur dan tradisi nenek moyang yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya kita.

Selain itu, melestarikan batik tradisional juga dapat meningkatkan ekonomi kreatif di Indonesia. Batik merupakan salah satu sumber pendapatan bagi para pengrajin dan pengusaha batik di seluruh Indonesia. Dengan meningkatkan produksi dan promosi batik, kita dapat membantu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan para pelaku industri batik di tanah air.

Beragam motif sarung Nusantara tidak hanya menggambarkan keindahan dan kekayaan budaya Indonesia, tetapi juga memiliki makna filosofis yang dalam. Dengan melestarikan dan menghargai nilai-nilai budaya yang terkandung dalam setiap motif batik, kita dapat memperkuat identitas dan kebanggaan bangsa Indonesia. Dukungan dari berbagai pihak, seperti pemerintah, pengusaha, dan masyarakat, sangat diperlukan untuk menjaga kekayaan budaya ini agar tetap hidup dan berkembang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun