Mohon tunggu...
Aulia
Aulia Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Andalas

Menulis untuk kesenangan dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Harapkan Ziarah yang Indah

9 Maret 2024   19:14 Diperbarui: 9 Maret 2024   19:22 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen pribadi, Pasia Laweh 2024

Di hadapan Merapi, ziarah dimulai,
Khidmat di hati, rindu ayah bunda terpatri.
Namun, kabut tebal menari di udara,
Menaungi perjalanan, khidmat terganggu.

Dari Padang ke Batusangkar, perjalanan panjang,
Lancar awalnya, namun hujan meninggalkan bekas.
Jalan rusak membelah tanah, berlubang dan terkelupas,
Truk besar bagaikan rumah berjalan, melaju perlahan.

Pasia Laweh ke Batuhampar, perjalanan keluarga,
Ziarah kubur dilalui dengan hati penuh cinta.
Namun, jalan menjadi rintangan,
Lubang dan longsor, menantang kebersamaan.

Dokumen pribadi 
Dokumen pribadi 
Pemandangan indah, terganti rusaknya jalanan,
Zigzag kendaraan melintasi, bak menghindari jebakan.
Di tengah alam yang megah, jalan meminta perhatian,
Perjalanan khidmat bercampur dengan tantangan.

Dari Simpang Piladang hingga Batu Hampar,
Kemacetan dan kerusakan, menyelimuti perjalanan.
Tradisi lebaran, pulang kampung dinanti,
Namun, infrastruktur tak memadai.

Lubang-lubang bagaikan dentuman memekakkan,
Berita Sumbar mencatat, kondisi memprihatinkan.
Kerusakan yang terbuat bagai tak ada hati
Pulang kampung bak petualangan off-road.

Ziarah kubur di Pasir Laweh, kenangan dan tradisi,
Kesulitan di jalan tak menghentikan niat suci.
Solidaritas masyarakat, berbagi informasi,
Pengendara saling bantu, harapkan perbaikan.

Perjalanan pulang ke Padang, melelahkan namun berwarna,
Berkisah tentang keripik ubi dan rendang lezat.
Meski kemacetan menghampiri di banyak titik,
Ada kebahagiaan di sate Mak Syukur.

Perjalanan dari Pasir Laweh ke Batuhampar,
Cerminan kebersamaan, keluarga dan tradisi.
Pandang pekuburan Bako, leluhur dihormati,
Rencana membersihkan, nilai-nilai keluarga diteruskan.

Puisi ini mengisahkan perjalanan yang penuh rintangan,
Khidmat dan kesabaran, di tengah kabut dan kerusakan.
Momen-momen keluarga dan tradisi yang tetap dijaga,
Meski jalanan berlubang, hati tetap bersinar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun