Mohon tunggu...
AULIA ARYANI
AULIA ARYANI Mohon Tunggu... Mahasiswa S1 Akuntansi - Dosen Prof.Dr.Apollo, M.Si.Ak - NIM 43221010119 - AuliaAryani - Universitas Mercu Buana

Saya Aulia Aryani dengan NIM 43221010119 Saya adalah mahasiswa prodi S1 Akuntansi di Universitas Mercu Buana. Tujuan saya membuat artikel di Kompasiana ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Pendidikan Anti Korupsi dan Etik Universitas Mercu Buana dengan dosen pengampu Bapak Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kuis 1 - Pemahaman Mengenai Kearifan Lokal "Sedulur Papat Limo Pancer"

26 Oktober 2022   21:56 Diperbarui: 27 Oktober 2022   20:19 1759
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Metafora Sedulur Papat Limo Pancer (Tubuh dan Jiwa)
Mata (Utara), Sukmanya langgeng berwarna hitam dihuni oleh Batara Sriten.
Lobang Hidung (Timur), Sukmanya purba berwarna putih dihuni oleh Batara Bayu.
Mulut dan Bibir (Selatan), Sukmanya wasesa berwarna merah dihuni oleh Batara Brahmana.
Telinga (Barat), berwarna kuning dihuni oleh Batara Sambu.

Sedulur Papat Limo Pancer dapat dilihat sebagai pedoman bagi orang Jawa untuk mengendalikan hawa nafsunya. Sedulur Papat Limo Pancer mengajarkan orang Jawa bagaimana mengenali dan mengendalikan nafsu dan emosi dalam kehidupan sehari-hari. Sedulur Papat mewakili empat nafsu atau emosi yang dimiliki manusia, yakni:
1. Nafsu Amarah, berkaitan dengan Keinginan untuk marah, apabila emosi ketika sudah tidak terkendali bisa sangat berbahaya karena dapat membawa seseorang pada perbuatan dan perbuatan yang buruk dan tercela di sisi lain  jika kita bisa mengendalikannya, maka akan sebaliknya yang menjadikan kita berani untuk mengungkapkan kebenaran. Nafsu ini dapat dikatakan mendapat pengaruh oleh sifat panas / api yang menjadi pembentuk jasad atau tubuh manusia.
2.Nafsu aluamah, berkaitan dengan keinginan yang berhubungan dengan kebutuhan dasar manusia seperti makanan, minuman dan keinginan. Jika bagian dari keinginan ini tepat, itu membuat tubuh kita sehat dan sebaliknya jika kita tidak bisa mengendalikannya akibatnya akan buruk atau mengerikan. Misalnya, jika terlalu banyak mengononsumsi obat - obatan dapat menyebabkan overdosis. Nafsu aluamah ini ketika terjadi dapat dikatakan karena pengaruh dari unsur tanah yang menjadi unsur pembentuk jasad atau tubuh manusia.
3 Nafsu Supiah, terkait dengan suatu kesenangan. Tanpa adanya kontrol, hidup kita salah arah. Tetapi jika kita bisa mengendalikannya, kita akan bisa bekerja lebih keras untuk mencapai kebahagiaan dalam hidup.  Nafsu ini setara dengan sifat udara yang menjadi unsur pembentuk tubuh. Maksud dari sifat udara ini adalah ingin selalu berusaha mengisi ruang dimana ruang itu masih ada (ruang kosong).
4. Nafsu Mutmainnah adalah hawa nafsu yang dikuasai oleh iman yang menjadikan pemiliknya jiwa yang tenang, tenteram dan amanah. Nafsu Mutmainah adalah keinginan yang membawa kita ke arah yang lebih baik. Keinginan ini baik, tetapi bisa juga buruk jika disalahgunakan atau dilampaui.


Simbolisasi Sedulur Papat Limo Pancer dalam Perwayangan

Sumber : Pribadi
Sumber : Pribadi


Semar yang merupakan wali keturunan Sapta Arga tidak sendirian. Ia didampingi oleh ketiga anaknya, yaitu; Gareng, Petruk, Bagong. Keempat pelayan itu disebut Panakawan. Dapat kita ketahui bahwa dalam sebagian besar pertunjukan wayang kulit purwa akan muncul ksatria asli Saptaarga, disusul oleh Semar, Gareng, Petruk, Bagong. Tentu saja, kelima karakter ini semuanya memegang posisi penting. Kisah mereka dimulai dari sebuah pertapaan Saptaarga atau pertapaan lainnya. Setelah menerima berbagai macam ilmu dan nasehat dari Begawan, mereka turun gunung untuk mengamalkan ilmu yang didapat dengan membuat tapa ngrame. (membantu dengan ikhlas).


Dikisahkan bahwa ksatria muda dan keempatnya berjalan melalui hutan. Ini menunjukkan ksatria muda mulai memasuki kehidupan yang gelap dan sesak,, penuh dengan semak-semak, banyak binatang buas, makhluk jahat siap menghadapinya, bahkan jika kelalaiannya dapat mengancam hidupnya. Namun pada akhirnya para ksatria, Semar, Gareng, Petruk, Bagong menang dalam mengalahkan para raksasa, sehingga mereka bisa keluar dari hutan dengan selamat. Selain hutan, rintangan masih menghadang, bahaya selalu mengancam. Berkat Semar dan anak-anaknya, ksatria itu bisa lolos dari segala rintangan dan berhasil menyelesaikan misi tersebut sehingga  hidupnya selamat.

Mengapa peran Semar dan anak-anaknya menentukan keberhasilan hidup seseorang? Semar merupakan gambaran organisasi Tuhan yang terlibat dalam proses kehidupan manusia. Untuk lebih memperjelas peran Semar, sosok Semar dilengkapi dengan tiga sosok lainnya. Empat panakawan adalah simbol dari cipta, rasa, karsa dan karya. Semar memiliki ciri yang penting, yaitu kacung putih. Pada bagian kepala berwarna putih sebagai lambang pikiran, ide atau kreativitas yang jernih. Gareng memiliki ciri menonjol, yaitu mata kero, tangan terkepal, dan kaki pincang. Tiga fisik mewakili rasa. Mata kero adalah rasa kewaspadaan, kepalan tangan adalah rasa ketelitian, dan kaki lumpuh adalah rasa hati-hati. Petruk adalah lambang kemauan, cita-cita, niat yang diekspresikan di tangannya. Saat bergerak, kedua tangan itu seperti dua orang yang bekerja secara harmonis. Tangan depan menunjuk, memilih apa yang di inginkan, tangan belakang menempel erat pada benda yang dipilih. Sedangkan karya dilambangkan dengan Bagong menggunakan dua tangan dengan lima jari terjulur, artinya mereka selalu siap bekerja keras.


Cipta, rasa, karsa dan karya berada dalam ranah yang dikenal sebagai identitas pribadi atau manusia yang dilambangkan dengan sosok ksatria. Manusia ideal adalah manusia holistik yang di dalamnya kreativitas, rasa, karsa, dan karya bekerja selaras untuk memenuhi fungsinya masing-masing dan bahu membahu menuju cita-cita luhur. Ini mengungkapkan bahwa ada hubungan penting antara Ksatria dan Panakawan. Karakter ksatria berhasil dalam hidup dan mencapai cita-citanya jika dilandasi oleh kejernihan pikiran (Cipta), keikhlasan (rasa), kemauan, keteguhan hati (karsa), dan kemauan untuk bekerja keras (karya).

Berikut Penjelasannya:
1. Cipta merupakan sebuah kemampuan dalam pikiran yang bersumber dari segala logika, imajinasi, idea, kreativitas dan ambisi. Pikiran yang berasal dalam otak manusia yang dimanipulasi atas informasi untuk membentuk sebuah konsep dalam bentuk penalaran dan pengambilan suatu keputusan.
2. Rasa merupakan pengungkapan emosi atau reaksi afektif atas peristiwa dan pengalaman hidup manusia. Rasa bersemayam di dalam dada yang bersifat tak kasat mata sehingga tidak bisa untuk dikendalikan oleh manusia itu sendiri. Pengungkapan rasa dapat dinyatakan secara visual, ucapan, perbuatan dan lain sebgainya.
3. Karsa merupakan niat atau kehendak yang ada dalam diri manusia menjadi kekuatan yang di anugrahkan tuhan sehingga membuat manusia menjadi beragam dan istimewa dari makhluk lain yang diciptakan tuhan. Karsa adalah sutu motivasi dalam diri manusia untuk melaksanakan keputusan atau bereaksi untuk berupaya mewujudkan rencananya. Manusia dapat termotivasi oleh rangsangan dari luar, namun juga sebaliknya bisa dari dalam dirinya sendiri.
4. Karya merupakan suatu Tindakan yakni, aspek pacuan dalam diri manusia yang menghasilkan suatu wujud konkret, sehingga dapat dikenali dan berdampak bagi lingkungan sekitarnya.
Keempat dari elemen dasar yang ada dalam diri manusia akan menjadi "efektif" apabila manusia tersebut bisa dikontrol oleh Pancer dengan kesadaran.

Mengapa disebut sebagai Sedulur Papat Limo Pancer?
Dalam pemikiran orang Jawa, istilah Sedulur Papat Limo Pancer sebenarnya dimaknai sebagai makhluk gaib yang dapat menemani dan melindungi manusia dalam setiap langkahnya sejak lahir di bumi hingga kembali kepada Penciptanya. kehidupan yang menyiratkan keselarasan antara alam semesta kecil manusia dan alam semesta yang lebih besar. Sifat sedulur papat limo pancer menemani manusia sepanjang hidupnya, diyakini saling mempengaruhi dalam diri manusia itu sendiri.


Sedulur Papat Limo Pancer adalah pendamping kita di dunia ini. Keempat sahabat ini terletak di empat penjuru mata angin yang disebut Tirtanata atau air (timur), Purbangkara atau api (selatan) dan Sinatabrata atau angin (barat). ) dan Wardi Jaya atau Bumi (Utara). Empat saudara dan saudari kita ada sebelum kita lahir di Bumi melalui perantara seperti Jenang Putih, Ireng atau Jenang Hitam, Jenang Kuning, Kakak atau Jenang Merah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun