Mohon tunggu...
Aulia GitaNaila
Aulia GitaNaila Mohon Tunggu... Editor - MAHASISWA

Mahasiswa FISIP UNTIRTA 2019

Selanjutnya

Tutup

Politik

Politik Di Indonesia Yang Carut Marut

6 Desember 2019   19:29 Diperbarui: 20 Mei 2023   15:13 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tujuan hukum yang seharusnya adalah untuk mendapatkan keadilan yg sebaik baik nya, namun dalam kondisi yg terjadi pada tanah air seperti sekarang ini hukum di indonesia dinilai belum mampu memberikan keadilan terhadap masyarkat yang tertindas, dan krisis di tanah air. saat ini kekuasaan justru malah sebaliknya hukum menjadi alat bagi pemegang kekuasaan.

Ketidakadilan hukum antara para petinggi negara dengan rakyat kecil di tanah air telah memperburuk kondisi saat ini, sudah nampak jelas bahkan terlalu jelas walaupun hanya di lihat sekilas dengan mata kita. Keadaan seperti ini akan memperburuk citra diri bangsa sebagai negara beribu ribu pulau dan sebagai negara yang memiliki berbagai budaya. Seharusnya sedikit ada rasa malu dengan moral moral yg terkandung dalam NKRI, bahkan indonesia belum dapat dikatakan merdeka.

Politik tidak pernah terlepas dari kecurangan dan teknik dalam melakukan berbagai tindakan, tanpa kedua hal itu politik tidak akan menang dan tidak akan berjalan dengan baik. Tidak jarang bagi mereka yang terlibat politik selalu mengatasnamakan agama dan selalu membawa agama dalam upaya segala tindakan nya. Banyak yang mengatakan bahwa politik itu

kotor, politik itu tidak baik maka jangan melibatkan agama dalam politik, justru sebenar nya politik adalah sebagian dari ruang lingkup agama terutama agama islam sehingga tidak bisa di pisahkan.

Persoalan menjadi serius ketika identitas agama ditaklukkan dan ditunggangi oleh kepentingan politik. Sehingga yang muncul bukannya wajah agama yang asli melainkan politik bertopeng agama untuk perebutan kekuasaan. Fenomena politik kekuasaan dengan menjadikan agama sebagai alat politik telah merubah pola pikir (mindnset) kita menjadi kecanduan. Entah kekuasaan sebagai tujuan atau sebagai alat mencapai tujuan.

Lalu bagaimana konteks politik islam di indonesia sendiri? Tanpa kita sadari kita sedang dihadapkan pada keadaan dimana kita masuk kedalam wilayah terpaksa atau dipaksa.

Jika kita tidak memiliki wilayah politik maka kita akan menjadi pecundang, kita akan terus ditekan, didzalimi, dianiaya, dan bahkan tidak akan diberikan hak hak kita sebagai warna negara.

Hal mendasar yang semestinya disadari adalah demokrasi sudah selayaknya lebih mengacu pada kebebasan dan kemerdekaan untuk berekspresi secara rasional, tanpa harus ada intimidasi dan diskriminasi yang dibangun demi ideologi dan cita-cita segelintir orang. Sebab Indonesia sudah cukup menjadi bukti bahwa Islam dan demokrasi merupakan dua kutub yang tidak saling berseberangan, serta dapat bersanding dan tidak saling bertentangan antara satu dengan yang lain.

Tidak jarang dari kita selalu menyalahkan pemimpin dalam negara ini, dengan dalih bahwa dia tidak beragama, dia berelasi dengan orang non muslim, dia membela umat non muslim.

Namun tetap saja sekarang kita sudah terlambat untuk mengambil tindakan karena seharusnya dari awal kita harus lebih bisa memilih dan memilah bagaimana pemimpin yang baik untuk negara ini. Jika dilihat dari sejarah bahwasanya diakhir nanti islamlah yang akan memimpin dunia, islamlah yang akan memberikan perdamaian dunia dan islam juga yang akan menjadi pemenang dunia.

Seperti yang kita ketahui diindonesia mayoritas beragama islam dan seharusnya pemimpin yang prioritaskan untuk diangkat adalah seorang muslim yang adil, mempunyai akhlak yang mulia, taat beribadah, menjadi sesorang yang pantas untuk di teladani, dan memiliki ketaatan yang luar biasa pada syariat islam, dan ini mutlak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun