Mohon tunggu...
Aulia SyakirahViano
Aulia SyakirahViano Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

hobi saya menggambar dan menyanyi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Artikel Opini: KECOCOKAN TEORI PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL MILIK ERIK ERIKSON TERHADAP ANAK USIA DINI DENGAN PENGALAMAN PRIBADI

26 Desember 2023   07:30 Diperbarui: 26 Desember 2023   09:22 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Manusia tumbuh dengan menemukan banyak permasalahan dalam hidupnya, dengan adanya permasalahan dalam hidupnya manusia dapat menerima banyak kemampuan dan pemahaman baru dalam menyelesaikan permasalahannya. Bahkan anak-anak usia dini juga sudah memiliki permasalahannya sendiri.

Teori Psikososial Erik Erikson

Kali ini saya akan membahas teori Psikososial milik Erik Erikson.

Erik Erikson memformulasikan teori perkembangan psikososial yang membahas keterkaitan antara kebutuhan psikologis individu (psycho) dengan tuntutan sosial masyarakat (social). Dalam teorinya, Erikson mengidentifikasi 8 fase perkembangan yang harus dialami oleh individu dalam perjalanan kehidupannya. Setiap fase ini melibatkan konflik tertentu yang perlu dihadapi dan diselesaikan untuk mencapai perkembangan yang optimal.

Berikut 8 fase perkembangan psikososia menurut Erik Erikson:

Trust vs Mistrust (percaya vs tidak percaya) 0 - 18 bulan.


Pada usia ini, anak akan sangat bergantung dan mempercayakan dirinya pada siapapun yang mengasuhnya mau itu ibu, ayah, atau pengasuh. Bayi akan sangat bergantung pada yang mengasuhnya mau itu soal makannya, minumnya, ganti popok, dan lain-lain. Namun ketika yang mengasuh telat dan lupa memberikan kebutuhan untuk anak, mereka akan mulai merasakan ketidak percayaan lagi terhadap yang mengasuh. Jika itu berlanjut secara terus menerus, anak akan tumbuh dan menghadapi dengan ketidak percayaan dan menghadapi dunia dengan rasa takut.

Autonomy vs Shame and Doubt (otonami vs malu dan ragu) 18 bulan - 3 tahun.

Pada usia ini, anak telah mencapai tingkat kemandirian. Anak sudah memliki ketertarikan akan sesuatu seperti baju atau makanan favorit. Dalam hal ini diharapkan orangtua dapat membantu anak dalam pengambilan keputusannya dalam memilih, namun tidak dengan mengontrol penuh akan keputusannya sehingga ditakutkan anak akan tumbuh dengan selalu meragukan kemampuannya dan akan merasa malu.

Initiative vs Guilt (inisiatif vs rasabersalah) 3-5 Tahun.

Pada usia ini, anak akan mulai mencoba mengambil alih dan memimpin dalam sebuah permainan yang dilakukan dengan teman-temannya. Kemudian anak akan memiliki inisiatif untuk bertanya bermacam-macam hal bahkan pertanyaan yang orangtua tidak bisa menjawabnya. Jika anak dapat melewatkan fase ini, maka anak akan mampu dalam memimpin dan mampu bersosilisasi. Sedangkan anak yang gagal melewati fase ini, akan  tumbuh dengan tanpa ambisi, tidak ada inisiatif, dan selalu merasa bersalah.

Industry vs Inferiority (Tahap Ketekunan vs Rasa Rendah Diri)  5-12 Tahun.

Pada usia ini, anak akan mulai merasa bangga akan prestasi dan kemampuan yang anak lakukan, sehingga anak harus bisa mengtasi masalah dalam dunia sosial dan akademiknya. Jika anak berhasil melewati fase ini, anak akan merasakan perasaan kompetensi namun jika gagal anak akan merasa rendah diri.

 

Identity vs Role Confusion (Tahap Identitas vs Kebingungan) 12-18 Tahun.

Pada usia ini, adalah tahap dimana anak akan mulai mecari jati diri mereka sendiri melalui kepercayaan dan tujuan. Namun anak juga bisa memainkan sebuah peran yang bisa membantu mengembangkan identitas anak yang dapat mempengaruhi perilaku dan perkembangan dalam hidup mereka. Dalam tahap ini, jika anak berhasil melewatinya akan memiliki identitas diri yang kuat, mandiri, dan kontrol dalam hidupnya. Namun jika sebaliknya maka anak akan bingung dengan jati dirinya dan tidak akan merasa aman.

Intimacy vs Isolation (Keintiman vs Isolasi) 18-40 Tahun.

Pada usia ini, adalah tahap dimana seseorang sudah mulai mncicipi bumbu cinta dalam hidupnya. Dalam tahap ini, seseorang sangat perlu membuat hubungan yang penuh kasih sayang dan cukup intim. Namun jika dalam tahap ini seseorang tidak berrhasil melewatinya karena tidak menemukan dan membuat sebuah hubungan, maka seseorang itu akan merasa kesepian, depresi, dan menjauhkan diri. Namun jika sebaliknya, seseorang itu akan semakin memahami dan menyadari jati dirinya dan memiliki hubungan yang tidak terpatahkan.

Generativity vs Stagnation (Generativitas vs Stagnasi) 40-65 Tahun.

Pada usia ini, seseorang akan memikirkan kembali apa yang harus dilakukan yang bisa berkontribusi untuk masyarakat. Jika hal ini berhasil dilewati, maka seseorang itu akan merasa berguna dan merasa memiliki pencapaian. Namun jika sebaliknya, seseorang itu akan merasa tidak berguna, tidak bisa menghubugkan pemikirannya deengan masyarakat.

Ego Integrity vs Despair (Integritas vs Keputusasaan) 65 Tahun keatas.

Pada usia ini, seseorang akan merefleksikan diri kembali dan pencapaiannya selama hidup,  dan merelakan dan ikhlas menjelang kematian. Orang dalam tahap ini jika sukses melewatinya, maka seseorang ini akan merasa bijaksana karena berhasil melewati semua fase dalam kehidupannya dengan sukses. Jika sebaliknya, seseorang itu akan merasakan penyesalan dan putus asa.

Opini

Saya memiliki masa kecil yang bisa saya ingat dan menghubungkannya dengan teori psikososial Erik Erikson. Saya pernah di ceritakan oleh ibu saya, bahwa saya adalah anak yang sering bertanya tentang banyak hal hingga pertanyaan yang tidak penting. Ibu saya selalu menjawab pertanyaan saya dengan jawaban yang cukup sesui, namun untuk ayah saya, beliau selalu mengatakan pada saya baha saya adalah anak yang banyak tanya dan selalu dijawab “pertanyaanmu itu gak penting kak, gak usah banyak tanya, berisik”. Setelah itu saya tidak pernah berani menanyakan sesuatu pada ayah saya namun karena adanya ibu saya yang selalu menjawab pertanyaan saya. Akhirnya setelah saya tumbuh besar saya sudah tidak terlalu memikirkan bagaimana tentang prestasi saya apa lagi di hadapan ayah saya, namun berbeda dengan ibu saya yang selalu mengingatkan saya dengan kemampuan saya dan pernah berkata seperti ini “kamu itu dari kecil banyak tanya, itu artinya kamu anak yang pintar dan selalu mendapat ilmu baru setiap kali bertanya” dari kalimat itu saya hanya akan menunjukkan prestasi saya di hadapan ibu saya saja.

Dari cerita saya, hal ini bisa saya hubungkan dengan tahap Initiative vs Guilt dari usia 3-5 tahun. Menurut saya beberapa hal cocok dan sesuai dengan fase ini, namun saya berfikir bahwa hal ini terjadi bisa saja diluar prediksi usia yang seharusnya, memang di awal saat ayah saya memberikan kritikan tentang saya yang banyak bertanya dan itu benar cukup berdampak pada saya hingga saya tumbuh lebih tua, kemudian hal yang selanjutnya terjadi adalah saat saya tumbuh lebih dewasa, saya selalu didukung ibu saya, menjawab pertanyaan-pertanyaan saya, dan berkata bahwa banyak bertanya itu bagus sehingga selanjutnya mulai sedikit berambisi untuk meraih prestasi namun itu hanya dihadapan ibu saya dan tidak di depan ayah saya. Dan dampak yang menurut saya terjadi pada saya hanyalah setengahnya, karena di samping ada yang tidak menghargai dan ada yang menghargai.

Kesimpulan

Teori Psikososial Erik Erikson mengenai 8 fase perkembangan individu menunjukkan bahwa setiap fase berdampak pada kepribadian dan perilaku jangka panjang. Pengalaman pribadi saya, terutama pada tahap Initiative vs Guilt dari usia 3-5 tahun, menunjukkan bahwa pengaruh orang tua, baik positif maupun negatif, memainkan peran penting dalam membentuk pandangan diri.Pentingnya dukungan positif dari orang tua, seperti yang dialami oleh saya dari ibu saya, sangat memengaruhi perkembangan psikososial. Kritikan yang diterima dari ayah saya pada masa kecil dapat berdampak pada kepercayaan diri saya hingga dewasa. Keseimbangan antara dukungan positif dan tanggapan negatif dalam setiap fase perkembangan menciptakan pola perilaku dan pandangan diri.

Kesimpulannya, pemahaman terhadap teori Erikson membuka wawasan tentang bagaimana interaksi dengan orang tua dan lingkungan sosial dapat membentuk perkembangan individu. Dukungan positif sangat penting untuk menciptakan pandangan diri yang sehat dan perkembangan psikososial yang optimal.

Referensi

Nurul Aulia Ahmad. (2022, Juli 25) 8 Tahap Perkembangan Psikososial Menurut Teori Erik Erikson, Mulai dari Bayi hingga Lansia. Orami. https://www.orami.co.id/magazine/perkembangan-psikososial 

 

Ellen. Perkembangan Psikososial Erikson. Lab psikologi. Binus University Faculty of Humanties. https://psychology.binus.ac.id/2022/11/28/perkembangan-psikososial-erikson/ 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun