Mohon tunggu...
Audrey Avila Shadiq
Audrey Avila Shadiq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ilmu Hubungan Internasional Universitas Sriwijaya

IR'19

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keberhasilan dan Kegagalan Diplomasi Koersif AS terhadap Meksiko dalam Menanggulangi Masuknya Imigran Ilegal

3 Desember 2021   17:12 Diperbarui: 3 Desember 2021   17:39 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam memecahkan masalah dan mencapai suatu kesepakatan, suatu negara tentunya harus memiliki kemampuan dalam melakukan diplomasi. 

Terdapat berbagai jenis dalam diplomasi, salah satunya adalah diplomasi koersif. Diplomasi koersif merupakan diplomasi yang biasanya dilakukan oleh negara besar dengan cara malayangkan ancaman kepada negara lain agar negara tersebut membatalkan aksi/kebijakan yang akan dilaksanakan atau agar negara tersebut menuruti permintaan dari negara yang memberikan ancaman. 

Ancaman merupakan kunci utama keberhasilan dalam diplomasi koersif. Terdapat empat faktor untuk mengukur kredibilitas suatu ancaman. 

Yang pertama, sebuah ancaman harus sebanding dengan permintaannya. Yang kedua, reaksi dan dukungan masyarakat terhadap ancaman tersebut. Yang ketiga, ketakutan dari negara yang terancam. Dan yang terakhir adalah reputasi negara yang mengancam, jika negara yang mengancam merupakan negara besar yang tidak hanya bermulut besar, tentu akan mudah untuk mendesak lawan nya.

Dalam isu tingginya jumlah imigran ilegal asal Meksiko yang masuk ke wilayah Amerika Serikat pada tahun 2017, Amerika Serikat tentu mencoba berbagai cara untuk menghentikan arus imigrasi tersebut. Imigrasi yang dilakukan oleh warga Meksiko dan warga negara Latin lainnya sudah terjadi sejak ratusan tahun lalu. 

Sejak abad ke 19, Amerika Serikat sudah menjadi negara yang terbuka bagi para imigran. Negara Amerika yang luas menjadi salah satu alasan dari kedatangan para imigran ini. Pada abad ke 19, Pemerintah Amerika Serikat belum mempunyai regulasi yang jelas mengenai pembatasan imigran. 

Hingga terjadilah era yang disebut dengan Great Wave. Era itu merupakan era dimana terdapat 24 juta imigran yang sebagian besar berasal dari Meksiko dan Amerika Tengah. Era tersebut terjadi pada tahun 1900 hingga 1920. Para imgiran tersebut biasanya menjadi tenaga kerja kelas bawah, seperti buruh tani, buruh tambang, buruk pabrik, dan buruh di bidang transportasi. 

Sebenarnya itu menjadi keuntungan bagi industri Amerika Serikat, karena mereka mendapatkan tenaga kerja kasar dengan jumlah yang besar namun dapat memberikan upah yang minim. 

Hingga imigrasi ini semakin meningkat dan pada tahun 1950-an, Amerika Serikat mengeluarkan kebijakan liberalisasi dalam imigrasi. Bahkan pemerintah membuat aturan naturalisasi bagi para imigran yang ingin menetap di AS. Ada juga program Bracero Program yang merupakan program industri pertanian AS yang melakukan impor buruh dari Meksiko. 

Namun setiap tahun nya hingga abad ke 21, banyak sekali turis asal Amerika Tengah khususnya Meksiko yang masuk ke wilayah AS namun tidak kembali lagi ke negara asalnya. AS saat itu tidak memiliki kebijakan maupun langkah efektif untuk mengatasi itu. Hal itu membuat AS menjadi salah satu negara dengan imigran ilegal terbesar di dunia. 

Masuknya imigran disebabkan oleh kondisi sosial yang sangat timpang antara Amerika Serikat dan Amerika Tengah. Para imigran merasa bahwa mereka bisa hidup lebih baik jika tinggal dan bekerja di Amerika Serikat ketimbang menetap di negara asalnya yang merupakan negara berkembang. 

Situasi industri di negara-negara Amerika Latin juga tidak semaju di Amerika Serikat. Para imigran masuk menggunakan passport palsu, ada juga yang melwati wilayah-wilayah perbatasan yang sulit dideteksi. Tetapi mayoritas mereka adalah imigran yang masuk dengan visa, namun tetap menetap di AS melewati masa berlaku visa tersebut. (Triputri, 2016)

Ini merupakan sebuah tantangan besar, khususnya bagi Presiden Donald Trump yang saat itu terbilang baru menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat. 

Presiden Trump pun membuat kebijakan imigrasi yang sangat ketat dikarenakan banyaknya imigran hanya menyebabkan masalah di dalam negara seperti menyebabkan kriminalitas. Selain itu dengan banyaknya imigran ilegal menyebabkan jauhnya persaingan warga lokal dan imigran dalam mendapatkan pekerjaan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun