Mohon tunggu...
Audrey Avila Shadiq
Audrey Avila Shadiq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ilmu Hubungan Internasional Universitas Sriwijaya

IR'19

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keberhasilan dan Kegagalan Diplomasi Koersif AS terhadap Meksiko dalam Menanggulangi Masuknya Imigran Ilegal

3 Desember 2021   17:12 Diperbarui: 3 Desember 2021   17:39 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Para pelaku industri di AS tentu lebih memilih menggunakan para imigran, karena mereka tidak perlu memberikan upah yang besar. Hal ini berdampak kepada warga AS yang menjadi sulit mencari pekerjaan dan melemahkan sisi ekonomi AS. 

Keamanan Amerika Serikat juga menjadi lemah, dikarenakan angka kriminalitas yang semakin mengingkat. Penignkatan angka kriminalitas tersebut juga dipengaruhi ileh banyaknya imigran gelap. Imigran gelap menambah aktor pada kasus kriminal. Bahkan para imigran dari Amerika Tengah menjadi pelaku terbesar dalam urusan obat terlarang, perjudian, pemerkosaan, penyeludupan senjata api dan premanisme. 

Trump berkata bahwa ia tidak akan menjadikan Amerika Serikat sebagai tempat kemping  bagi para imigran dan akan mementingkan keamanan negara dari potensi buruk yang disebabkan oleh para imigran. Sifat Donald Trump yang keras membuat ia melayangkan ancaman keras kepada Meksiko. 

Trump menegaskan bahwa AS akan membangun tembok besar diperbatasan yang tidak akan mampu ditembus oleh para imigran dan tembok tersebut akan dibayar oleh Meksiko. Akibat ancaman tersebut, sebagian besar rakyat Meksiko merasa tersinggung dan menganggap bahwa ancaman tersebut merupakan bentuk pengkhianatan dalam hubungan diplomatik AS-Meksiko. (Kusnadi, 2019)

Namun jika kita lihat kembali faktor-faktor yang mengukur kredibilitas sebuah ancaman dalam diplomasi koersif, ancaman dari Trump ini dapat dikatakan bukanlah bentuk dari diplomasi koersif yang hebat. Hal itu dikarenakan oleh beberapa faktor. Yang pertama adalah kurangnya dukungan publik terhadap ancaman tersebut. 

Ancaman Trump terhadap Meksiko membuat keributan tersendiri di dalam negara, apalagi dana yang dibutuhkan dalam pembuatan tembok itu tidaklah sedikit. Publik menganggap bahwa apa yang direncanakan oleh Trump merupakan sebuah tindakan yang mubazir dan tidak akan sebanding dengan hasil akhirnya. 


Bahkan Public Citizen mengatakan bahwa Presiden Trump telah melanggar doktrin pemisahan kekuasaan konstitusi. Hal itu dikarenakan Trump menolak keputusan Kongres untuk tidak mengotorisasikan dana lebih dari US$1,35 miliar. 

Trump dikabarkan akan menghabiskan dana sebesar US$ 8 miliar untuk pembangunan tembok pembatas. Terdapat faktor lain yang juga menjadi tolak ukur bahwa ancaman ini bukanlah ancaman yang sukses. Yaitu adanya perlawanan dari pemerintah Meksiko. Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto bahkan berkata bahwa mereka tidak akan pernah untuk membayar pembangunan tembok tersebut. Namun pada akhirnya anggota dewan Amerika sepakat mengenai masalah pendanaan pembangunan tembok. 

 Pada awal tahun 2021, Joe Biden yang merupakan presiden baru menghentikan pembangunan tembok di perbatasan. Partai demokrat juga berencana untuk memberikan kewarganegaraan kepada imigran yang tidak memiliki dokumen dengan mengirim RUU ke Kongres.

Pada bulan April tahun 2018, Amerika Serikat mengeluarkan sebuah kebijakan baru mengenai imigran gelap. Banyaknya imigran gelap yang masuk dan kurangnya usaha pemerintah Meksiko dalam membantu menghentikan arus imigrasi ini membuat Donald Trump marah. 

Dalam kebijakan baru ini, terdapat sebuah gertakan dan ancaman dimana Donald Trump akan memenjarakan setiap imigran yang tertangkap masuk ke dalam wilayah Amerika Serikat tanpa terkecuali. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun