Mohon tunggu...
Inovasi

Pendidikan Kesadaran Lingkungan: Tanggung Jawab Siapa?

25 April 2017   09:57 Diperbarui: 25 April 2017   19:00 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

               Mereka belajar mengamati lingkungan di gunung, danau, sungai, pantai, taman, kebun binatang, pabrik dan sebagainya. Tujuannya agar anak-anak dapat melihat contoh nyata dari perbedaan hasil  merawat dan merusak lingkungan.

               Setelah itu, anak-anak diminta untuk menuangkan pendapatnya secara kreatif. Misalnya dalam bentuk puisi, karangan, foto, poster, karya ilmiah, drama, pameran sekolah, bahkan nyanyian atau motto kelas.

               Lalu, mereka harus menuangkan hasil karya mereka dengan menggunakan barang-barang bekas sehingga tidak perlu membeli misalnya kertas berwarna. Sehingga, para orang tua tidak terbebani dengan biaya .

                Proyek anak-anak tersebut tidak berhenti sampai di situ saja. Para guru menugaskan mereka untuk melakukan proyek sederhana di rumah. Misalnya, proyek membuat kompos atau tidak membuang sampah di rumah, taman, jalan, bis, kereta api, serta lingkungan mereka.

                Bahkan ada satu kelas di suatu sekolah yang mengadakan proyek mingguan untuk membersihkan ‘creek’ atau sungai kecil di belakang sekolah mereka.  Pada waktu yang telah ditentukan anak-anak kemudian melaporkan dan mendiskusikan hasilnya dengan guru dan teman-temannya di kelas.

                Jadi, pendidikan kesadaran lingkungan di sekolah berhasil jika melibatkan anak-anak secara aktif dalam kegiatan yang tidak mahal namun bervariasi serta kreatif secara bertahap dan konsisten.


                Hasilnya , pertama, anak-anak dapat melihat bahwa usaha mereka dalam merawat lingkungan ada hasilnya. Inilah yang terpenting karena kesadaran tidak mungkin timbul tanpa hasil yang nyata.

                Anak-anak akan lebih menghargai hasil jerih payah mereka sendiri. Kedua, mereka dapat mengembangkan kreativitas dalam merawat lingkungan dengan kegiatan yang bervariasi dan tidak membosankan.

                Ketiga,  mereka mempunyai sikap lebih menghargai lingkungannya karena pendidikan yang bersifat terus-menerus dan konsisten.  

Masyarakat

                  Seorang pelayar bernama Ian Kiernan pada tahun 1987 berlayar mengelilingi dunia dan merasa prihatin dengan  banyaknya sampah yang terdapat di lautan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun